Tuturpedia.com – Jose Mourinho tidak menampik buruknya performa AS Roma usai kena bantai oleh Genoa pada Kamis (28/9/2023) waktu setempat.
Klub ibukota harus mengakui keunggulan Genoa dengan skor telak 4-1 kala lawatan mereka ke Stadio Luigi Ferraris.
Hasil mengecewakan tersebut membuat I Giallorossi menempati posisi ke-16 klasemen sementara Serie A, dan hanya terpaut dua tingkat dari zona degradasi.
Mourinho lantas menyoroti penampilan anak asuhnya sehingga bisa kalah secara memalukan oleh Genoa.
“Kami memulai dengan buruk, gol pertama yang kami kebobolan juga buruk, seperti yang terjadi di Verona. Kami mendapat reaksi, setelah gol penyeimbang, Llorente cedera dan struktur tim berubah dan menjadi lebih buruk,” kata Mourinho, seperti dilansir dari Romapress pada Jumat (29/9/2023).
“Kami mendominasi meskipun tanpa menciptakan banyak peluang bagus. Pergantian pemain kami semuanya adalah langkah menyerang, namun jelas pada gol ketiga mereka, semuanya sudah berakhir,” ujarnya.
Pria yang kini berusia 60 tahun itu kemudian menjelaskan alasan rapuhnya lini belakang timnya yang tidak sesuai dengan musim lalu, serta menyebut pentingnya kehadiran Chris Smalling.
“Saya tidak ingin mengatakan banyak hal, tetapi orang-orang berbicara tentang kepergian Roger Ibanez yang hampir menjadi ikon di pertandingan besar, tetapi kenyataannya adalah ia memberi kami soliditas yang luar biasa,” tambahnya lagi.
“Kami juga kehilangan Chris [Smalling], Anda dapat melihat berapa banyak pertandingan yang kami menangkan tanpanya. Saat kami kehilangan pemain tersebut, kami tidak memiliki soliditas,”ucapnya.
“Namun, untuk mengatakan kami kehilangan soliditas karena kehilangan pemain ini atau itu juga tidak adil. Soliditas juga merupakan konsekuensi dari semangat tim dan kerja kolektif untuk bangkit. Kami telah kehilangan sebagian dari itu,”tutur pelatih berjuluk The Special One tersebut.
Ya, AS Roma sudah kebobolan 11 gol dari enam pertandingan di liga sekaligus menjadi awal musim terburuk Mourinho selama menjalani karir manajerial.
“Ini juga merupakan yang terburuk dalam karir saya. Tetapi, jangan lupa saya adalah orang yang membawa Roma bermain di dua Final Eropa secara beruntun,”sambung juru taktik asal Portugal tersebut.
“Sekarang kami tidak punya waktu untuk menangis. Kami bisa menangis secara internal, karena itu menyakiti hati kami, terutama bagi saya karena hubungan saya dengan para penggemar Roma”, tegasnya.
“Tetapi besok kami akan kembali bekerja. Pertandingan berikutnya bernilai tiga poin, bukan tujuh atau delapan, tetapi menjadi pertandingan yang sangat, sangat penting bagi kami,” tutupnya.***
Penulis: Haikal Luthfi Fathullah
Editor: Nurul Huda