Tuturpedia.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Faisal bin Farhan pada hari Kamis (26/9/2024) mengumumkan peluncuran inisiatif baru pembentukan aliansi internasional untuk mendirikan negara Palestina dan mengumpulkan dukungan untuk pelaksanaan solusi dua negara setelah beberapa dekade upaya internasional gagal.
Pangeran Faisal mengatakan pertemuan pertama akan diadakan di Riyadh. Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pertemuan lanjutan pertama juga akan diadakan di Riyadh dan Brussels.
Selain itu, Pangeran Faisal menambahkan bahwa inisiatif tersebut merupakan upaya bersama Arab dan Eropa.
“Hari ini, atas nama negara-negara Arab dan Islam, bersama dengan mitra-mitra Eropa kami, kami mengumumkan peluncuran Aliansi Internasional untuk melaksanakan solusi dua negara. Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam inisiatif ini,” kata Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan.
Berbicara di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, ia tidak memberikan perincian lebih jauh mengenai aliansi tersebut, tetapi memaparkan perlunya upaya internasional semacam itu. Faisal mengecam krisis kemanusiaan dahsyat yang disebabkan oleh perang di Gaza dan pelanggaran berat yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Tepi Barat, Palestina.
“Hak untuk membela diri tidak dapat membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, penghancuran sistematis, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang, hasutan untuk kebencian, dehumanisasi, atau penggunaan penyiksaan sistematis, termasuk kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujarnya.
Untuk itu, Faisal mendesak penghentian segera perang yang sedang berlangsung dan semua pelanggaran hukum internasional. Seiring dengan itu, ia juga menegaskan kembali bahwa pembentukan negara Palestina yang merdeka merupakan hak fundamental dan dasar perdamaian, bukan sekadar hasil akhir yang harus dinegosiasikan dalam proses politik yang jauh.
Terakhir, Menlu Saudi Arabia mengecam serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Lebanon, karena khawatir adanya potensi konflik yang lebih luas.
“Kita tengah menyaksikan eskalasi regional yang berbahaya yang mempengaruhi negara saudara kita, Lebanon dan mengancam akan memicu perang regional yang membahayakan kawasan kita dan seluruh dunia,” ungkapnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah