banner 728x250

Arab Saudi Perketat Pemeriksaan, PPIH Imbau Jemaah Haji Selalu Bawa Identitas Pengenal

PPIH imbau jemaah haji untuk selalu bawa identitas pengenal. Foto: Laman Kemenag
PPIH imbau jemaah haji untuk selalu bawa identitas pengenal. Foto: Laman Kemenag
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.comPemerintah Arab Saudi terus memperketat pemeriksaan terhadap jemaah haji, terutama untuk mengidentifikasi jemaah yang memakai visa non-Haji.

Berkaitan hal tersebut, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau para jemaah supaya membawa identitas pengenal selama di Tanah Suci.

Identitas yang hendaknya selalu dibawa jemaah saat ke Masjidil Haram atau ke luar hotel antara lain kartu dan gelang identitas, visa haji, paspor, serta pengenal diri lainnya.

Pasalnya, saat ini aparat Arab Saudi sedang gencar melakukan pemeriksaan serta penjagaan ketat akses masuk ke Kota Makkah dan wilayah Armuzna.

Widi Dwinanda selaku anggota Media Center Kementerian Agama mengatakan, bahwa pada penyelenggaraan haji 2024, Otoritas Arab Saudi menerbitkan kebijakan seluruh jemaah wajib mempunyai smart card. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak keamanan umum Arab Saudi.

“Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apa pun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar,” terangnya di Jakarta, dilansir Tuturpedia dari laman Kemenag pada Sabtu (8/6/2024).

Lebih lanjut, ia juga mengimbau jemaah untuk selalu membawa smart card dan identitas lainnya.

“Karenanya, selain harus membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah agar menyimpan dengan baik smart card tersebut, pastikan tersimpan di tempat aman,” lanjut Widi.

“Segera lapor ke petugas sektor bila smart card miliknya hilang untuk segera dilakukan penggantian,” tambahnya.

Widi mengungkapkan, menjelang puncak haji, PPIH melaksanakan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah. Persiapan tersebut melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, serta tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Program ini terus disosialisasikan kepada hotel-hotel tempat jemaah menginap.

Berdasarkan keterangannya, PPIH mengalokasikan 300 kuota untuk jemaah lansia yang tidak mampu melakukan wukuf di Arafah. Kuota tersebut disesuaikan dengan pertimbangan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan.

“Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah,” ucap Widi.

“Saling peduli antar jemaah ini diharapkan menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal yang diperoleh selama menjalani ibadah haji,” tuturnya.

Menurut Widi, PPIH terus mengingatkan para jemaah untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara makan tepat waktu, istirahat cukup, mengonsumsi vitamin sesuai kebutuhan, dan berkonsultasi ke dokter jika terdapat keluhan kesehatan.

“Mengingat cuaca panas saat ini di Kota Makkah, aktivitas ibadah jemaah dapat dilakukan di musala hotel atau masjid sekitar hotel, mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan dan konsultasi ibadah yang diselenggarakan di musala hotel,” ujarnya.

Berdasarkan laporan PPIH, diketahui terdapat 192.293 jemaah Haji yang telah tiba di Tanah Suci.***

Penulis: Ixora F.

Editor: Annisaa Rahmah.