Tuturpedia.com – Pada Selasa (6/2/24) Arab Saudi menegaskan jika mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga pada Rabu (7/2/24) mengatakan kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, kecuali negara Palestina merdeka diakui berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Israel kecuali negara Palestina merdeka diakui berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan agresi Israel di Jalur Gaza dihentikan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.
Dilansir dari Reuters, Kamis (8/2/24) pihak Kementerian Arab Saudi juga mengatakan bahwa normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel bergantung pada penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.
Alasan dibalik pernyataan Arab Saudi
Penolakan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel ini muncul setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pemerintah AS telah menerima umpan balik bahwa Arab Saudi dan Israel bersedia untuk terus melakukan diskusi normalisasi.
Terlebih, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken sebelumnya normalisasi antara Arab Saudi dan Israel akan menghasilkan manfaat besar bagi semua orang yang peduli dengan integrasi lebih lanjut Israel ke wilayah tersebut.
Setelah pernyataan dari Amerika tersebut, RIyadh memperbarui seruannya agar anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang belum mengakui negara Palestina untuk melakukan hal yang sama sebelum normalisasi hubungan terjalin.
Pernyataan terbaru Arab Saudi ini juga secara tidak langsung menegaskan bahwa agresi Israel terhadap Jalur Gaza juga harus dihentikan dan pasukan Israel harus mundur dari wilayah tersebut.
Seperti diketahui, Israel kembali meningkatkan invasi ke Palestina pada 7 Oktober 2023 kemarin.
Serangan tersebut menewaskan 27.585 warga Palestina dan melukai 66.978 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Ham*s.
Hingga saat ini, menurut Anadolu Ajansi, 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda