banner 728x250

APBN Ada Rp 616 Triliun, Jokowi: Napas RI Masih Panjang Sampai 2024

Jokowi ungkap besaran APBN sebesar Rp 616 triliun. Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
Jokowi ungkap besaran APBN sebesar Rp 616 triliun. Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Presiden Jokowi menghadiri BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta pada Selasa (24/10/2023).

Jokowi menyampaikan pidatonya untuk pembukaan BNI Investor Daily Summit 2023 yang akan berlangsung dari 24-25 Oktober 2023 dengan tema Sustainable Growth, Global Challenges (pertumbuhan berkelanjutan, tantangan global).

Sebagai informasi, Investor Daily Summit adalah sebuah forum investasi dan ekonomi di Indonesia. Di dalam forum ini akan hadir sejumlah pembicara sekaligus menjadi pertemuan dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam bertukar wawasan.

Jokowi menuturkan, aliran modal asing atau capital outflow lari ke Amerika Serikat. Efek dari pelemahan ekonomi global, karena kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi semakin merumitkan.

“Kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu yang lama oleh Amerika Serikat juga semakin merumitkan, utamanya negara-negara yang berkembang. Capital outflow semuanya lari balik ke Amerika Serikat, semakin juga merumitkan kita semua,” ujar Jokowi, dikutip Tuturpedia.com dari siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden (24/10/2023).

Jokowi juga menyinggung soal perang yang tengah terjadi, salah satunya perang Ukraina yang entah kapan akan berakhir.

Kemudian perang Hamas-Israel yang dikhawatirkan oleh semua negara sekarang ini, karena bisa saja melebar ke Lebanon, Syria, bahkan Irak. Jika ini terjadi, maka bisa mempersulit masalah ekonomi seluruh negara.

“Karena harga minyak pasti akan naik, saya cek kemarin harga brand masih delapan sembilan US dolar per bar ya, tapi bisa kalau meluas seperti yang saya sampaikan, kita nggak ngerti, bisa mencapai 150. Inilah yang harus kita waspadai, hati-hati semuanya baik sisi moneter maupun sisi fiskal,” kata Jokowi.

Menengok pelemahan ekonomi global, Jokowi menyampaikan rasa syukurnya, sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen dan aman di beberapa sektor.

“Kemudian kalau melihat pelemahan ekonomi global, kita juga masih bersyukur, growth kita masih di atas 5%, kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman. Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan, dan aman juga untuk inflasi karena kemarin saya bertemu dengan Pak Gubernur BI dan OJK, saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa, menurut saya masih tumbuh baik di 8,69 ini menurut saya angka yang cukup baik,” lanjutnya.

Jika bicara tentang arah ke depan di Indonesia, Jokowi menuturkan bahwa arahnya sudah jelas.

Contohnya hilirisasi dan peta jalan mineral dan batu bara (minerba), kemudian hilirisasi di bidang perkebunan, kelautan, serta pertanian.

“Tinggal kita ini biasanya dari kunci keberlanjutan itu bukan di kebijakan makronya, bukan di rencana-rencana makronya, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengawal implementasi, kerja detail, dicek yang detail, kerja lapangan, diawasi, dan dicek di lapangan, artinya kerja mikro itu sangat penting sekali,” sambungnya.

Dengan begitu, Jokowi mengimbau agar tidak hanya berfokus pada makro, tetapi juga pekerjaan mikro yang dilengkapi tim dalam pengawasan di lapangan.

“Memang kerja sekarang nggak bisa yang makro saja nggak bisa dan punya tim, kita harus punya tim masing-masing kementerian punya tim untuk mengawal di lapangan,” tutur Jokowi.

Menurut Jokowi, untuk terjun langsung ke lapangan biasanya menjadi kesukaan anak muda. Maka dari itu, ia menekankan pengawasan lapangan diberlakukan.

Dia pun memberi contoh, pembangunan MRT yang rencananya sudah ada sejak 26 tahun yang lalu.

“Ini biasanya yang senang untuk terjun di lapangan anak-anak muda, kawal lapangan, cek lapangan, awasi lapangan sehingga sesuai betul dengan kebijakan policy yang sudah kita putuskan. Saya berikan contoh misalnya pembangunan MRT, rencananya sudah ada 26 tahun yang lalu waktu saya gubernur saat itu, 26 tahun rencana itu ada tapi tidak dieksekusi, memang ada problemnya, dikalkulasi dihitung selalu rugi. Kesimpulan rugi,” terang Jokowi.

Meski begitu, selalu ada cara untuk membangun suatu transportasi MRT dan LRT yang sudah ada seperti sekarang.

Namun, bagaimana caranya menutup kerugian yang tercipta, bila sudah ketemu, barulah diputuskan akan dibuat untuk apa. Bagi Jokowi, itu adalah keputusan politik, bukan ekonomi di perusahaan.

“Bapak Ibu sekalian, memutuskan seperti itu adalah keputusan politik bukan keputusan ekonomi di perusahaan, dihitung untung ruginya boleh, tetapi kalau itu dihitung kemudian selalu rugi terus apakah kita tidak akan bangun yang namanya MRT, LRT,” jelasnya.

“Kalau APBN saya cek sampai 13 Oktober kemarin Ibu Menteri Keuangan Bu Sri Mulyani masih pegang uang, ya menurut saya masih gede banget lah kira-kira 616 triliun rupiah jadi masih untuk napas panjang sampai 2024 masih aman,” imbuhnya.

Sementara itu, pada sore ini (24/10/2023), Jokowi memberitahukan akan ada rapat untuk memutuskan pemberian insentif kepada industri properti, perumahan, bantuan administrasi untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah, dan gratiskan biaya pajak pertambahan nilai (PPN) dalam pembelian rumah MBR.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses