banner 728x250
Techno  

Apa Itu Ransomware? Kenali Jenis Malware yang menyerang PDNS di Indonesia!

TUTURPEDIA - Apa Itu Ransomware? Kenali Jenis Malware yang menyerang PDNS di Indonesia!
Mengenal ransomware yang serang PDNS di Indonesia. Foto: Pixabay.com/TheDigitalArtist.
banner 120x600

Tuturpedia.com – Apakah itu ransomware? Di era digital ini, ancaman cyber semakin kompleks dan canggih, dan ransomware adalah salah satu jenis perangkat lunak berbahaya yang paling meresahkan. 

Di Indonesia, serangan ransomware telah menjadi momok yang serius karena mengincar data dari Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang menampung berbagai data dari perusahaan dan instansi pemerintah, seperti yang terjadi baru-baru ini. 

Lantas, apa itu ransomware? Apakah sangat berbahaya bagi keamanan data di dunia digital? Untuk mengenal lebih lanjut tentang ransomware, simak informasi lengkapnya di bawah ini yah!

Apa itu Ransomware?

Ransomware adalah jenis perangkat lunak (malware) berbahaya yang dirancang untuk menginfeksi dan mengenkripsi data pada perangkat komputer atau jaringan, sehingga pemiliknya tidak dapat mengakses data tersebut.

Biasanya, setelah data berhasil dienkripsi, pelaku serangan akan meminta tebusan untuk memberikan kunci dekripsi yang diperlukan untuk memulihkan akses ke data.

Dikutip dari lama IB, Jumat (28/6/24) ransomware dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk lampiran email yang terinfeksi, tautan yang mencurigakan, atau melalui eksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak yang tidak diperbarui. 

Setelah itu, perangkat korban akan menampilkan pesan tebusan yang menginformasikan bahwa data mereka telah dienkripsi dan memberikan instruksi tentang cara membayar tebusan untuk mendapatkan kembali akses.

Mengenal Jenis Ransomware

Dikutip dari laman Imperva, Jumat (28/6/24) ransomware memiliki beberapa jenis yang dibedakan dengan cara menyerangnya. Apa saja? 

  • Crypto Ransomware: Crypto ransomware mengenkripsi file di komputer korban sehingga tidak dapat diakses tanpa kunci dekripsi. Pelaku serangan kemudian meminta tebusan untuk memberikan kunci tersebut. Contoh terkenal adalah CryptoLocker dan WannaCry.
  • Locker Ransomware: Locker ransomware mengunci seluruh sistem komputer, sehingga korban tidak bisa mengakses perangkat mereka sama sekali. Biasanya, layar akan menampilkan pesan tebusan yang memberi tahu cara membayar untuk membuka kunci sistem. Contoh dari jenis ini adalah Reveton.
  • Scareware: Scareware mencoba menakut-nakuti korban dengan menampilkan pesan palsu yang mengklaim bahwa ada masalah keamanan pada komputer mereka. Korban diminta membayar untuk “memperbaiki” masalah tersebut, meskipun sebenarnya tidak ada masalah. Contoh scareware termasuk program antivirus palsu.
  • Doxware (Leakware): Doxware mengancam akan mempublikasikan data pribadi atau sensitif korban kecuali tebusan dibayar. Ancaman ini dirancang untuk menakut-nakuti korban agar segera membayar tebusan untuk menghindari kerugian reputasi atau privasi.
  • RaaS (Ransomware as a Service): RaaS adalah model bisnis di mana pengembang ransomware menjual atau menyewakan perangkat lunak mereka kepada pelaku lain yang ingin melancarkan serangan ransomware

Apakah Ransomware Merugikan?

Apakah ransomware itu merugikan korbannya? Tentu, serangan ransomware bisa sangat merugikan, baik secara finansial maupun operasional, karena korban tidak hanya kehilangan akses ke data penting tetapi juga mungkin harus menghentikan operasional sementara untuk mengatasi serangan tersebut. 

Di sektor-sektor vital, seperti kesehatan atau infrastruktur publik, gangguan semacam ini bisa berakibat lebih serius, termasuk risiko terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Tidak hanya itu, serangan ransomware juga bisa merusak reputasi korban. Kepercayaan pelanggan atau klien bisa menurun jika mereka mengetahui bahwa sebuah organisasi tidak mampu melindungi data mereka dengan baik. 

Sebab itu, ransomware merupakan ancaman yang sangat serius yang memerlukan perhatian dan tindakan pencegahan yang cermat. Seperti yang terjadi di Indonesia, akibat dari serangan ransomware terhadap PDNS di Indonesia banyak sekali kerugian yang ditimbulkan. 

Dikutip dari akun X @adri*******an, Jumat (28/6/24) dampak dari serangan ransomware di Indonesia menyebabkan ratusan ribu data KIPK raib tidak terbackup, ribuan paspor belum bisa tercetak, data pendaftar beasiswa raib, penerimaan biaya beasiswa tertunda, dan masih banyak lagi.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda