Indeks
News  

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun Tahun 2023, BKKBN Ungkap Alasannya!

Bukan hanya Indonesia, angka pernikahan menurun di beberapa negara di dunia. Foto: freepik.com/freepik
Bukan hanya Indonesia, angka pernikahan menurun di beberapa negara di dunia. Foto: freepik.com/freepik

Tuturpedia.com – Angka pernikahan di Indonesia terpantau menurun di tahun 2023. Namun, bukan hanya di Indonesia.Fenomena penurunan angka pernikahan ini juga terjadi di beberapa negara di belahan dunia. 

Menurut The Guardian, Sabtu (9/3/2024) di Inggris dan Wales angka pernikahan menurun di tahun 2020 akibat tekanan dan ketegangan di era lockdown Covid-19.

Bukan hanya itu, pada era tersebut juga mengakibatkan meningkatnya angka perceraian di negara itu.

Selain itu, Tiongkok baru-baru ini mengusulkan daftar langkah-langkah yang aktif mendorong perempuan mudanya untuk menikah dan memiliki anak (tidak hanya satu anak lagi, idealnya tiga anak).

Di Jepang juga telah terjadi fenomena serupa, di mana masyarakatnya lebih memilih hidup sendiri dibandingkan menikah karena biaya hidup yang terlalu mahal. Sehingga, menggerakkan pemerintah negara tersebut memberikan hadiah untuk orang tua yang baru melahirkan anak. 

Bagaimana dengan Angka Pernikahan di Indonesia?

Melihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengalami penurunan angka pernikahan di tahun 2023. 

Menurut data persentase Proporsi Perempuan Umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 18 tahun yang didapatkan dari 30 provinsi, perbedaan angka pernikahan sangat jelas setiap tahunnya. 

Dikutip Tuturpedia dari laman BPS, di tahun 2021 perempuan yang telah terdaftar berstatus kawin sebanyak 9,23%. Sementara itu, angka tersebut menurun di tahun 2022 menjadi 8,06%. Angka tersebut kembali mengalami penurunan di tahun 2023 menjadi 6,92%. 

Lantas, apa yang menyebabkan angka pernikahan menurun di Indonesia? 

BKKBN ungkap Alasan Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ungkap apa alasan di balik penurunan angka pernikahan di Indonesia setiap tahunnya. Menurut BKKBN, pada umumnya tujuan pasangan menikah di Indonesia masih prokreasi atau untuk menghasilkan keturunan.

Namun, seiring berjalannya waktu tujuan tersebut berubah, sehingga menimbulkan perbedaan tujuan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini pun mengubah rata-rata usia pernikahan untuk perempuan di Indonesia, angka tersebut mundur dari umur 20 menjadi 22 tahun. 

“Semakin tua orang menikah, padahal dulu-dulu menikah 20 tahun, tetapi sekarang perempuan menikahnya cenderung mundur, padahal semakin tua semakin menyebabkan stunting, kalau 35 tahun sudah tua sehingga anaknya berisiko stunting,” ucap dr Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, Jakarta, Jumat (8/3/2024). 

Bukan hanya itu, alasan lain yang membuat angka pernikahan menurun adalah tekanan orang-orang sekitar dan pandangan pernikahan yang berubah.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version