Jakarta, Tuturpedia.com — Ketika musik, cinta pada bumi, dan aksi sosial bertemu dalam satu langkah sederhana, lahirlah gerakan yang bukan hanya menyehatkan raga, tetapi juga menyentuh hati. Menjelang Konser Suarasmara, penyanyi Andien K. Aisyah menghadirkan sebuah inisiatif inspiratif yang menggabungkan olahraga, aksi lingkungan, dan kolaborasi sosial melalui kegiatan plogging bersama Rekosistem dan Kitabisa Experience .
Plogging—tren global yang berasal dari Swedia—merupakan aktivitas olahraga lari santai sambil memungut sampah. Di Indonesia, gerakan ini mulai mendapat perhatian karena menggugah kesadaran akan kebiasaan kecil yang bisa berdampak besar bagi bumi. Andien melihat momentum menuju konser perayaan 25 tahun berkaryanya sebagai ruang untuk menyebarkan nilai keberlanjutan yang ia anut.
“Melalui Konser Suarasmara, kami ingin menunjukkan bahwa konser bisa punya gema lebih luas dari sekadar panggung musik. Gerakan kecil seperti jogging sambil memungut sampah pun bisa menjadi bentuk nyata cinta pada bumi,” ujar Andien dalam keterangan resminya .
Gerakan yang Mengajak Hati untuk Turut Bergerak
Kegiatan plogging ini dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 2 November 2025 dengan rute Bundaran HI menuju Waste Station Rekosistem di Dukuh Atas. Sebanyak 75 peserta yang mendaftar melalui Kitabisa Experience akan berlari santai sambil mengumpulkan sampah yang mereka temui di sepanjang perjalanan. Sampah tersebut nantinya akan diserahkan langsung ke fasilitas pengelolaan milik Rekosistem sebagai bukti nyata aksi keberlanjutan lingkungan .
Yang spesial, kegiatan ini bukan hanya soal bersih-bersih. Ia menanamkan pesan bahwa cinta pada bumi dapat dimulai dari langkah paling sederhana, dan setiap orang dapat mengambil peran sesuai kemampuan.
Andien menegaskan bahwa Suarasmara bukan hanya tentang perayaan musik, melainkan tentang merayakan hubungan manusia dengan alam, sesama, dan diri sendiri. Tema itu ingin ia hidupkan dalam berbagai aktivitas prakonser, termasuk aksi plogging.
Kolaborasi Bernilai: Musik, Sosial, dan Lingkungan
Kegiatan ini bukan berdiri sendiri. Andien menggandeng pihak-pihak yang memiliki visi serupa untuk keberlanjutan lingkungan, yakni Rekosistem dan Kitabisa Experience, serta dukungan dari brand lokal seperti Tuku dan Kotara yang konsisten mempromosikan gaya hidup berkelanjutan .
Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana musik bisa menjadi pintu masuk menuju perubahan sosial. Publik yang awalnya datang untuk menikmati konser, diajak untuk merasakan bahwa kepedulian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang menyenangkan dan bermakna.
Dengan konsep ini, Konser Suarasmara membawa pesan utama: sebelum menikmati panggung, mari memberikan kontribusi nyata pada bumi tempat kita berpijak.
Dari Kebiasaan Kecil Menjadi Gerakan Kolektif
Dalam beberapa tahun terakhir, kampanye peduli lingkungan semakin sering digaungkan. Namun, banyak masyarakat merasa isu tersebut terlalu besar untuk mereka lakukan sendiri. Di sinilah plogging menawarkan pendekatan berbeda — ringan, menyenangkan, dan dapat dilakukan siapa saja, di mana saja.
Harapannya, kegiatan yang dilakukan menjelang konser ini dapat menular menjadi kebiasaan harian, bukan hanya momentum sesaat. “Harapannya, olahraga, gaya hidup sehat, dan kepedulian terhadap sampah bisa berjalan beriringan,” tulis penyelenggara dalam rilis resmi .
Dengan mengajak publik untuk bergerak, menyentuh sampah yang mereka temukan, dan menyerahkannya ke pusat pengelolaan yang tepat, kegiatan ini membuka ruang dialog bahwa perubahan tidak harus besar untuk bermakna.
Bukan Sekadar Konser Musik
Konser Suarasmara sendiri digagas sebagai perayaan perjalanan 25 tahun Andien di dunia musik. Namun, konser ini hadir dengan nilai lebih: merajut harmoni antara seni, lingkungan, dan kemanusiaan.
Sesuai rilis, konser ini “tidak hanya merayakan musik, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai keberlanjutan, kesadaran sosial, dan keterhubungan manusia dengan alam” .
Pada akhirnya, Suarasmara ingin meninggalkan jejak yang lebih dalam daripada sekadar euforia panggung. Ia ingin menghidupkan gerakan menuju kesadaran bahwa bumi membutuhkan suara, langkah, dan aksi kita semua.
Jika Anda membaca ini, Anda juga bisa mulai berkontribusi. Tidak harus ikut plogging—mulai dari membuang sampah pada tempatnya, mengurangi plastik sekali pakai, hingga mengajak satu teman untuk bergerak, adalah langkah bermakna.
Bumi tidak menunggu. Dan cinta, seperti yang digaungkan Suarasmara, selalu terasa melalui tindakan.















