Indeks

Amerika Serikat Kembali Mengirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Melalui Udara

Sempat terhenti, Amerika Serikat kembali mengirimkan bantuan ke Gaza melalui udara. Foto: unsplash.com/curioso
Sempat terhenti, Amerika Serikat kembali mengirimkan bantuan ke Gaza melalui udara. Foto: unsplash.com/curioso

Tuturpedia.com – Amerika Serikat (AS) diketahui kembali menggunakan jalur udara untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza Selatan pada hari Minggu (9/6/2024).

Sebelumnya, cara pengiriman bantuan tersebut sempat dihentikan karena menyebabkan banyak korban berjatuhan di Gaza saat mereka berusaha untuk mengambil bantuan. 

Pengiriman bantuan melalui udara pun akhirnya digantikan dengan membangun sebuah dermaga terapung sementara di Pantai Gaza oleh Amerika. Dermaga sementara tersebut sempat rusak, namun telah kembali beroperasi bersamaan dengan pengiriman bantuan melalui udara.

Pada hari Minggu (9/6/2024) kemarin, sebuah pesawat kargo Amerika C-130 menjatuhkan lebih dari 10 metrik ton ransum ke Gaza Utara. Hingga saat ini, AS telah mengirimkan lebih dari 1.050 ton bantuan kemanusiaan selain bantuan yang diberikan oleh Joint Logistics Over the Sea (Logistik Gabungan di Atas Laut/JLOTS) koridor.

Pengiriman bantuan tersebut dilakukan setelah penangguhan pengiriman tersebut karena operasi Israel di wilayah tersebut.

“Komando Pusat AS melakukan penerjunan bantuan kemanusiaan ke Gaza utara pada tanggal 9 Juni 2024 untuk memberikan bantuan penting kepada warga sipil di Gaza yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) melalui akun X nya.

Brad Cooper, selaku wakil komandan di CENTCOM, mengatakan jika Amerika menggunakan operasi udara dalam mengirimkan bantuan sebagai “solusi sementara” untuk menyelamatkan banyak nyawa di Gaza Utara. 

“Penerjunan melalui udara ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan dan kami terus merencanakan pengiriman lanjutan melalui udara,” tambahnya.

Hingga saat ini, bantuan kemanusiaan masih sangat dibutuhkan di Palestina. Israel masih terus menjaga ketat pintu masuk perbatasan Gaza dan Mesir yang menjadi satu-satunya jalur masuk bantuan. Hal tersebut mengakibatkan warga sipil di Palestina kekurangan pasokan makanan hingga pasokan medis untuk merawat korban luka. 

Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, warga sipil yang menjadi korban telah melebihi 37.000 orang. Sebagian di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Selain itu, 7000 orang di Palestina juga masih dinyatakan hilang yang kemungkinan besar terkepung di antara reruntuhan sisa serangan Israel.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version