Jateng, Tuturpedia.com – Ratusan marbot di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kini dapat bernafas lega. Bagaimana tidak, hal itu dikarenakan dengan adanya keputusan Pemerintah setempat untuk memberikan perlindungan jaminan sosial melalui program BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap para pekerja informal, termasuk marbot, yang selama ini belum memiliki akses layanan kesehatan dan jaminan sosial yang memadai.
Tak hanya itu, keberadaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebagai lembaga pengelola program tersebut juga turut membantu memastikan bahwa manfaat dari perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan benar-benar dirasakan oleh para marbot di Kabupaten Blora secara langsung.
Ketua BAZNAS Kabupaten Blora Sutaat melalui Wakil Ketua I Bidang pengumpulan, Widodo, menyampaikan bahwa dengan bergabung dalam program BPJS Ketenagakerjaan, marbot tidak hanya akan mendapatkan perlindungan atas risiko ketenagakerjaannya, tetapi juga akses kepada layanan kesehatan berkualitas tanpa harus khawatir dengan biaya mahal.
Hal ini tentu menjadi angin segar bagi para marbot di Kabupaten Blora yang selama ini bekerja keras, tetapi seringkali terpinggirkan dalam hal hak-hak ketenagakerjaannya.
“Kita nanti akan meluncurkan progam BPJS ketenagakerjaan bagi para marbot, sesungguhnya progam ini adalah program stimulasi. Diharapkan ketika setimulasi ini berjalan, masjid-masjid bisa berdiri sendiri, merawat marbotnya salah satunya adalah dengan BPJS ketenagakerjaan,” ucapnya.
Lebih lanjut, ketika disinggung oleh awak media, terkait dengan jumlah marbot yang ada di kabupaten Blora, pihaknya pun memberikan penjelasan secara gamblang, serta dalam waktu dekat ini akan segera membayar iuran BPJS ketenagakerjaan.
“Kurang lebih kira-kira ada 500, tapi data kabupaten masih di update di kantor Kementerian Agama.karena kami tidak punya data yang utuh, yang punya adalah Kemenag. Dalam waktu dekat ini kita sinkronkan. Dan nanti kita akan membayar, iuran BPJS ketenagakerjaan paling dekat tiga bulan ini akan kita bayar,” ungkapnya.
“Kemudian untuk anggarannya kita ambilkan dari dari zakat, kategori fi Sabilillah dan masuk program keagamaan. Dan diharapkan nanti kalau sudah jalan, takmir-takmir masjid ini nanti bisa lebih merawat kesejahteraan para marbot-marbotnya,” lanjutnya.
Terlepas dari itu, tentunya apa yang dilakukan oleh Pemkab dan Bazanas kabupaten Blora, patut di acungi jempol dalam memperjuangkan keagamaan, khususnya marbot.
Sebab marbot sebagai penjaga keamanan dan kebersihan masjid, memegang peranan penting dalam menjaga fasilitas ibadah agar tetap terjaga dengan baik.
Namun, seringkali profesi ini tidak mendapatkan perlindungan sosial yang cukup, termasuk akses terhadap program BPJS Ketenagakerjaan.
Di Kabupaten Blora, para marbot merupakan bagian tak terpisahkan dari komunitas lokal. Mereka bekerja keras setiap hari tanpa kenal lelah demi menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid tempat mereka bertugas.
Meskipun begitu, banyak dari mereka belum memiliki jaminan perlindungan sosial yang memadai. Program BPJS Ketenagakerjaan menjadi penting dalam memberikan perlindungan kepada para marbot ini.
Dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, mereka akan mendapatkan manfaat seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. Hal ini akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi para marbot serta keluarga mereka.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan melalui program BPJS Ketenagakerjaan, diperlukan langkah-langkah edukasi dan sosialisasi secara menyeluruh kepada para marbot di Kabupaten Blora.
Dengan demikian, mereka dapat lebih memahami manfaat dari program tersebut serta merasa didukung dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari mereka.
Penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sejahtera bagi semua pekerja termasuk para marbot di Kabupaten Blora.
Melalui kesadaran akan pentingnya perlindungan melalui program BPJS Ketenagakerjaan, kita dapat bersama-sama mewujudkan kondisi kerja yang lebih manusiawi dan berkeadilan untuk semua pihak.***
Adv Dinkominfo Blora
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda
