Tuturpedia.com – Awal bulan ini, Harian Israel Haaretz melaporkan bahwa 18% tentara Israel yang berpartisipasi dalam invasi Gaza menderita masalah kesehatan mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Angka tersebut dilaporkan dan dikonfirmasi pada sidang Komisi Perang Kesehatan oleh Limor Luria, Kepala Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel.
Pada rekam jejak invasi darat yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama 3 bulan lamanya, setidaknya terdapat 164 tentara Israel tewas dalam pertempuran tersebut.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman The New Arab (28/12/2023), sebuah laporan dari Ynet News Israel, awal bulan ini mengatakan lebih dari 5.000 tentara Israel telah terluka sejak awal perang di Gaza.
Sementara itu, ada sebanyak 2.000 tentara yang secara resmi diakui oleh Kementerian Pertahanan Israel sebagai penyandang cacat.
Banyak laporan mengenai tentara yang menderita trauma mental setelah berpartisipasi dalam serangan brutal Israel di wilayah Palestina selama bertahun-tahun.
Para tentara yang bersatu dalam IDF juga mengklaim bahwa mereka tidak mendapat dukungan yang memadai mengenai perawatan kesehatan mental dari pemerintah.
Hal ini yang menyebabkan banyaknya tentara yang mengalami PTSD selama invasi berlangsung.
Dilansir Tuturpedia.com dari laman American Psychiatry Association, PTSD atau Posttraumatic Stress Disorder adalah gangguan kejiwaan yang mungkin terjadi pada orang yang pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis, serangkaian peristiwa, atau serangkaian keadaan.
Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental, fisik, sosial, dan spiritual. Contohnya termasuk bencana alam, kecelakaan serius, aksi teroris, perang/pertempuran, pemerk*saan/pelecehan seksual, trauma sejarah, kekerasan, dan intimidasi oleh pasangan intim.
Orang-orang yang mengalami PTSD biasanya akan mengalami kilas balik peristiwa yang membuatnya trauma melalui mimpi buruk.
Hal tersebut benar terjadi pada tentara IDF baru-baru ini. Seorang tentara Israel belum lama ini kembali dari Gaza dan melukai anggota unitnya ketika dia terbangun dari mimpi buruk dan mulai menembakkan senjata ke dinding, melukai sejumlah tentara yang menderita luka pecahan peluru.
Tentara itu diketahui sedang menginap di sebuah resor di Ashkelon di Israel Selatan yang digunakan oleh militer untuk tujuan rehabilitasi ketika insiden tersebut terjadi.
Bukan hanya itu, pada bulan Agustus, tentara Israel, Bar Khalaf didapati membakar dirinya sendiri di tengah perselisihan dengan Kementerian Pertahanan Israel mengenai status disabilitasnya.
Khalaf yang bertugas dalam serangan Israel di Gaza pada tahun 2014, kemudian mengeklaim bahwa dia menderita PTSD karena pengalaman perangnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah















