Tuturpedia.com – Akun X Aksi Kamisan @AksiKamisan mendadak hilang jelang 17 tahun peringatan gerakan itu. Saat tim Tuturpedia mengecek akun tersebut, halaman profil tidak dapat ditampilkan.
Menghilangnya akun Aksi Kamisan sontak menuai perhatian warganet. Akun menfess @tubirfess yang memposting kabar hilangnya akun Aksi Kamisan mendapat banyak sorotan.
“Akun @AksiKamisan di Twitter hilang. Padahal, besok mau peringatan Aksi Kamisan yang ke-tujuh belas tahun. Ya, besok sudah 17 tahun. Bukan yang hanya muncul di dekat pemilu, tapi SUDAH TUJUH BELAS TAHUN. Panjang umur perjuangan!” tulis salah satu anonim di menfess itu.
Diketahui postingan tersebut telah disukai sebanyak 18 ribu orang. Tentu hal ini menggambarkan perhatian warganet terhadap Aksi Kamisan.
Hingga kini, belum diketahui penyebab hilangnya akun X Aksi Kamisan. Padahal, Kamis (18/1/2024) adalah peringatan 17 tahun Aksi Kamisan.
Sebelum akun itu menghilang, beberapa aktivis hingga figur publik juga sempat mengajak warganet untuk memperingati 17 Tahun Aksi Kamisan yang akan digelar di depan Istana Presiden, Jakarta, besok, 18 Januari 2024.
Salah satunya, unggahan video Komika Pandji Pragiwaksono yang menyerukan masyarakat untuk ikut aksi tersebut.
Ada pula Sumarsih, peserta Aksi Kamisan yang merupakan Ibu dari Bernadinus Realino Norma Irawan (Wawan), korban pelanggaran HAM berat yang meninggal pada 1998 silam. Lewat cuitannya, Sumarsih sempat mengajak masyarakat untuk mengikuti Aksi Kamisan.
Mengenal Gerakan Aksi Kamisan
Aksi Kamisan adalah sebuah aksi atau gerakan masyarakat, yang dilakukan setiap Kamis di depan Istana Negara maupun di depan Istana Presiden. Aksi Kamisan dilakukan oleh para korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Aksi Kamisan pertama kali dimulai pada 18 Januari 2007. Esok hari, Aksi Kamisan genap berusia 17 tahun.
Sejumlah keluarga korban HAM hingga organisasi HAM akan melakukan aksi di depan Istana, besok, demi memperoleh keadilan bagi para korban yang hilang atau meninggal dunia.
Beberapa organisasi yang akan hadir di antaranya KontraS, PBHI, Wolidaritas Perempuan, ICJR, hingga Perempuan Mahardika.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda
