Indeks

Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Jumlah Gempa Naik: Status Tetap Siaga Level III

Sleman, Tuturpedia.com — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Meski secara visual gunung tampak tenang tanpa asap kawah atau tanda letusan, data seismik justru menunjukkan adanya kenaikan jumlah gempa.

Dalam laporan terbaru, cuaca di sekitar puncak Merapi terlihat mendung. Suhu udara tercatat berada di kisaran 18,6°C hingga 21,5°C dengan kelembapan antara 89,8% hingga 91,7%. Kondisi atmosfer yang tertutup awan membuat visual kawah tidak terpantau maksimal, tetapi alat pemantau tetap menangkap dinamika aktivitas di dalam tubuh gunung.

Status Gunung Merapi hingga saat ini masih berada pada Siaga atau Level III. Meski tidak ada indikasi letusan langsung, peningkatan aktivitas seismik menjadi perhatian khusus bagi para ahli dan pemantau gunung api.

Jumlah Gempa Meningkat Signifikan

Data Pos Pengamatan Gunung Merapi menunjukkan adanya lonjakan pada aktivitas gempa. Gempa guguran yang sebelumnya tercatat 13 kali, kini naik menjadi 20 kali. Kenaikan juga terjadi pada gempa hybrid, dari sebelumnya 14 kali menjadi 23 kali.

Peningkatan gempa ini biasanya berkaitan dengan pergerakan material atau tekanan dari dalam tubuh gunung. “Meskipun tidak terlihat adanya asap atau aktivitas visual, kenaikan jumlah gempa tetap harus dipantau karena bisa menjadi indikator perubahan di sistem vulkanik,” demikian keterangan dari laporan pemantauan harian.

Gempa hybrid sendiri merupakan jenis gempa yang sering mengindikasikan adanya proses magma atau gas yang bergerak di kedalaman. Sementara gempa guguran menandakan adanya runtuhan material dari kubah lava yang masih aktif.

Tetap Waspada Meski Tampak Tenang

Secara visual, Gunung Merapi tampak “tenang”, namun hal ini sering kali tidak mencerminkan kondisi internal gunung. Pakar menilai bahwa kenaikan aktivitas seismik merupakan bagian dari dinamika alami, tetapi tetap harus diwaspadai.

Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) diminta tetap mengikuti arahan resmi dari BPPTKG dan instansi terkait. Aktivitas wisata maupun pendakian di area tertentu juga harus memperhatikan zona aman yang telah ditetapkan.

Hingga kini, tidak ada laporan mengenai perubahan signifikan pada kubah lava. Namun, intensitas gempa yang meningkat menjadi alasan bagi tim pemantau untuk terus memperbarui perkembangan.

Rekomendasi dan Antisipasi

– Warga diminta tidak melakukan aktivitas di area potensi bahaya seperti alur sungai yang berhulu di Merapi.

– Masyarakat tetap diwajibkan memantau informasi resmi dan tidak terpancing kabar tidak benar.

– Wisatawan disarankan menghindari jarak terlalu dekat dengan puncak atau lembah-lembah yang menjadi jalur potensi guguran.

Dengan status yang masih berada pada Level III, kewaspadaan tetap menjadi prioritas. Peningkatan gempa menjadi pengingat bahwa aktivitas Merapi bersifat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Foto: Istimewa

Exit mobile version