Tuturpedia.com – Aktivitas erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara mulai menunjukkan penurunan. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akhirnya mencabut peringatan risiko tsunami.
Meskipun aktivitas Gunung Ruang mulai menurun, levelnya masih tetap berada di level 4 awas. Berdasarkan hasil pemantauan visual pada Sabtu (21/4), sekitar pukul 12.00 WIT, asap kawah utama berwarna putih teramati dengan tebal ketinggian mencapai 200 m dari puncak.
Untungnya, tidak ada tanda erupsi Guung Ruang yang teramati. Hingga hari ini, tercatat 25 kali gempa vulkanik dangkal dan 19 kali gempa vulkanik dalam terjadi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4).
“Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas erupsi di Gunung Ruang,” ucap Hendra Gunawan.
PVMBG masih mengimbau adanya potensi erupsi eksplosif yang bisa menghasilkan lontaran batu pijar.
“Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu (pijar) ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif (aliran lava),” ucapnya.
Tim PVMBG Badan Geologi ESDM juga sudah memasang satu stasiun pemantauan berupa stasiun seismic.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi, oleh karena itu tingkat aktivitas Gunung Ruang masih tetap di level IV (Awas),” ujart Wafid .
Stasiun pemantauan yang dipasang itu berada di pos PGA ruang dengan jarak kurang lebih 5 km dari puncak usai sebelumnya stasiun pemantauan Gunung ruang mengalami kerusakan.
“Tim PVMBG, Badan Geologi, KESDM telah memasang 1 stasiun pemantauan berupa stasiun seismik di Pos PGA Ruang yang berjarak kurang lebih 5 km dari puncak untuk memantau aktivitas Gunung Ruang,” jelasnya.
Badan Geologi memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada agar tidak memasuki radius 6 km dari pusat kawah aktif.
Selain itu, masyarakat yang bermukim di Pulau Tagulandang juga diminta waspada dengan adanya potensi batuan pijar dan luruhan awan panas.
Untuk saat ini, masyarakat masih dianjurkan mengenakan masker guna menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda