banner 728x250
News  

Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa di Patung Kuda, Jakarta Pusat Memanas dan Sempat Ricuh 

Aksi unjuk rasa mahasiswa sempat memanas. FOTO: Pexels.com/KNKO Photography
Aksi unjuk rasa mahasiswa sempat memanas. FOTO: Pexels.com/KNKO Photography
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Aksi unjuk rasa mahasiswa di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (20/10/2023) memanas. 

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber (Sabtu, 21/10/2023), aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut memanas dan sempat ricuh.

Pasalnya ratusan mahasiswa tersebut membakar barikade beton hingga melempari polisi dengan benda tumpul. 

Awalnya masa terbagi menjadi dua bagian, sebelah kanan dan kiri Patung Kuda. Namun kericuhan terjadi saat masa mulai menerobos barikade dan merusak kawat berduri. 

Selain menerobos barikade, masa juga turun membakar ban dan melempari batu hingga botol ke petugas polisi.

Polisi sempat memberikan imbauan agar massa tenang dan juga kondusif, tetapi imbauan tersebut tak digubris sama sekali. 

Aksi unjuk rasa tersebut semakin ricuh tatkala api sempat berkobar hebat di sela-sela beton dan kawat berduri. 

Demo tersebut berlangsung hingga malam hari dan meminta perwakilan istana untuk segera datang menemui mereka. 

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa seluruh Indonesia tersebut menolak keputusan MK yang memperbolehkan kepala daerah menjadi capres cawapres meski berusia di bawah 40 tahun. 

Aksi semakin memanas di sore hari lantaran massa mahasiswa mencoba menerobos beton dan kawat berduri yang ada di lokasi.

Bahkan sejumlah mahasiswa sempat terlibat insiden dengan pihak kepolisian lantaran mencoba merangsek masuk ke arah gedung Mahkamah Konstitusi. 

Demonstrasi oleh mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Patung Kuda, Jakarta Pusat ini diberi tajuk Geruduk Istana dan digelar dalam rangka mengkritik sembilan tahun kepemimpinan Joko Widodo. 

Sementara itu menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto ikut berkomentar atas buntut aksi demonstrasi mahasiswa yang mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo tersebut. 

Karyoto mengklaim bahwa aksi unjuk rasa yang berlangsung mulai pukul 15.30 WIB hingga 20.00 WIB itu memang telah melanggar aturan yang berlaku.

Dia sempat menyinggung sejumlah aksi anarkis yang dilakukan oleh para mahasiswa di antaranya melakukan pembakaran ban hingga penerobosan barikade. 

“Demo hari ini kesimpulannya memang melanggar aturan kepatutan untuk demo hanya sampai pukul 18.00 WIB,” ujarnya kepada wartawan usai meninjau aksi demo, Jumat (20/10).

Meski begitu, Karyoto menyebutkan jika pihaknya tetap menggunakan cara persuasif dalam mengatasi aksi tersebut. Pasalnya menurutnya, pembubaran paksa tidak cocok untuk dilakukan. 

“Daripada nanti ada pembubaran secara paksa lebih tidak baik. Karena pembubaran secara paksa itu kan ada water canon, ada gas air mata, sampai yang lebih keras lagi,” tuturnya.

Aksi yang sempat ricuh dan memanas  tersebut mengakibatkan belasan orang pendemo diamankan polisi.

Sejumlah mahasiswa yang ditangkap tersebut karena membawa barang yang diduga akan menimbulkan kericuhan. 

“Kalau udah bawa odol itu udah mempersiapkan untuk mengurangi rasa sakit gas air mata. Berarti anak-anak ini punya niat-niat yang tidak baik. Ya kita amankan aja untuk tidak demo,” lanjut Karyoto.

“Kami imbau untuk yang akan datang kalau demo silakan, tapi patuhi, dan saya minta tidak ada yang bakar-bakar lagi, ya. Sudah polusi gini ditambah polusi lagi. Karena adik-adik mahasiswa ini lebih pintar kan lebih peka,” imbuhnya.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses