Indeks

Ajak Kaum Milenial Berpolitik, Caleg PSI Blora Sebut Gunakan Pendekatan Emosional: Kita Terbuka Lebar

Caleg PSI Blora Haisy Fermita Budiasih, Foto: Dok. CR
Caleg PSI Blora Haisy Fermita Budiasih, Foto: Dok. CR

Jateng, Tuturpedia.com – Calon legislatif (Caleg) Daerah pemilihan I, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaupaten Blora, Jawa Tengah, Haisy Fermita Budiasih, sampaikan bahwa milenial jangan takut berpolitik untuk membangun daerah.

Hal tersebut disampaikannya saat ditemui awak media di sela-sela acara yang digelar di wilayah kabupaten Blora, pada Selasa (07/11/2023).

“Kaum milenial itu harus lebih semangat, lebih agresif harus lebih melek politik. Jadi jangan takut untuk berpolitik, jangan takut untuk terjun turut serta membangun daerahnya masing-masing untuk lebih baik,” ucapnya.

Lebih lanjut, Haisy juga mengungkapkan cara untuk membangun daerahnya adalah dengan terjun di politik.

Dia juga menyampaikan bahwa PSI Blora, secara langsung mempunyai cara untuk mendekati kaum-kaum milenial. 

Salah satu di antaranya adalah dengan terjun langsung menjadi seperti mereka. Menurutnya, kaum milenial merupakan kaum yang masih fresh dalam artian belum pernah terjun di bidang politik.

Haisy mengungkapkan cara dekati para kaum milenial lebih kepada pendekatan secara emosional. Mereka lebih memilih kumpul dan sharing masalah serta penyelesaiannya bersama-sama.

“Dan, siapapun di PSI kita sama ratakan, semuanya ide atau gagasan apapun boleh dituangkan kami tidak pernah membatasi. Jadi, kita tidak pernah membunuh mental kaum milenial atau anak-anak muda untuk eksplor pikiran masing-masing. Jadi, kita terbuka lebar,” ungkapnya.

Sedangkan untuk program PSI, lanjutnya, yang sudah bisa dilaksanakan di masyarakat Blora adalah sering mengadakan kegiatan kumpul-kumpul setiap satu kali dalam seminggu, serta melakukan program Jumat berkah seperti memberikan bantuan.

“Saya bangga karena satu sisi tidak banyak untuk kaum-kaum anak muda dan yang bisa itu merangkul semua kalangan, kebanyakan kami  kaum anak-anak muda, dan itu selalu  dipandang sebelah mata. Mungkin,  karena  banyak yang berpikiran kalau kita itu belum berpengalaman, belum punya wawasan lebih, belum pernah ada di bidang politik atau misalkan banyak hal yang perlu kita evaluasi,” imbuhnya.***

Penulis: CR

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version