Tuturpedia.com – Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang paling misterius dan mencekam di dunia ini.
Ketika tanah di bawah kita bergetar, seringkali kita merasa tak berdaya dan merasa ketakutan.
Sejauh yang bisa kita ingat, gempa bumi telah menjadi rahasia alam yang sulit dipecahkan.
Meskipun telah ada upaya besar untuk memahami dan meramalkan gempa bumi, kerumitan proses alamiah ini seringkali membuat para ahli kesulitan.
Tapi, tahukah kamu? Teknologi kecerdasan buatan, atau Artificial Intelligence (AI), telah memasuki aspek bencana alam.
Dengan tingkat akurasi yang mengejutkan, AI kini mampu memprediksi gempa bumi dengan akurasi sekitar 70 persen!
Lalu, bagaimana AI bisa memprediksinya? Yuk, kita bahas lebih lanjut cara kerja AI untuk memprediksi gempa bumi di bawah ini!
AI dilatih untuk membaca data seismik
Teknologi kecerdasan buatan atau sering dikenal dengan Artificial Intelligence adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan pemahaman manusia.
Dengan demikian, AI dapat ‘belajar’ dari data, mengenal pola, membuat keputusan, dan mengeksekusi tugas-tugas tanpa campur tangan manusia.
Dikutip dari Prevention Web, Rabu (11/10/23) diketahui akhir-akhir ini, AI dilatih untuk mendeteksi lonjakan statistik dalam data seismik real-time yang dikaitkan para peneliti dengan beberapa gempa bumi sebelumnya.
Hasilnya adalah AI dapat membuat sebuah ramalan mingguan, teknologi ini berhasil memprediksi 14 gempa bumi dalam radius sekitar 200 mil dari lokasi yang diperkirakan.
Semua prediksi ini hampir tepat pada kekuatan yang dihitung, sebab AI pernah satu kali salah memprediksi gempa bumi dan memberikan delapan peringatan palsu.
Belum diketahui apakah pendekatan yang sama akan berhasil di lokasi lain, tetapi upaya ini bisa menjadi awal dari teknologi AI meramalkan gempa bumi tanpa campur tangan manusia.
Uji coba tersebut merupakan bagian dari kompetisi internasional yang diadakan di Tiongkok.
AI yang dikembangkan UT menjadi yang pertama dari 600 desain lainnya. Masuknya UT dipimpin oleh biro seismolog dan pengembang utama AI, Yangkang Chen.
Temuan dari uji coba tersebut dipublikasikan dalam jurnal Bulletin of the Seismological Society of America.
Peneliti akan melakukan uji coba lagi di daerah rawan gempa
Pada dasarnya, AI tidak bisa merasakan gempa seperti kita, tetapi ia sangat terampil dalam menganalisis data besar dan menemukan pola tersembunyi. Inilah yang menjadi kunci utama AI dalam upaya memprediksi gempa bumi!
Saat memprediksi, AI akan menggunakan algoritma dan jaringan saraf buatan yang mendalam untuk memeriksa berbagai data seismik yang dikumpulkan dari stasiun-stasiun gempa bumi di seluruh dunia.
AI mendeteksi perubahan kecil dalam pola getaran dan pergerakan tanah yang mungkin menjadi tanda-tanda awal gempa bumi.
Kemudian, AI akan mengolah data ini untuk mencari korelasi dan pola yang mungkin mengarah pada gempa.
Dikutip dari Economy Times, para peneliti mengatakan metode pendekatan pembelajaran mesin yang cukup sederhana berhasil digunakan.
AI diberi serangkaian fitur statistik berdasarkan pengetahuan tim tentang fisika gempa bumi, kemudian diminta untuk melatih dirinya sendiri berdasarkan database rekaman seismik selama lima tahun.
Setelah dilatih, AI memberikan ramalannya dengan mendengarkan tanda-tanda gempa bumi yang akan terjadi di tengah gemuruh latar belakang Bumi.
Para peneliti yakin bahwa di tempat-tempat dengan jaringan pelacakan seismik yang kuat seperti California, Italia, Jepang, Yunani, Turki, dan Texas, AI dapat meningkatkan tingkat keberhasilannya dan mempersempit prediksi hingga beberapa puluh mil saja.
Salah satu langkah selanjutnya adalah menguji AI di Texas karena negara bagian tersebut sering mengalami gempa bumi berkekuatan kecil dan sedang.
TexNet milik biro tersebut menampung 300 stasiun seismik dan pencatatan berkelanjutan selama lebih dari enam tahun, menjadikannya lokasi yang ideal untuk memverifikasi metode tersebut.
Kemajuan AI ini memang memberikan harapan besar dalam upaya memprediksi gempa bumi. Tapi sayangnya masih banyak tantangan yang harus diatasi. AI tidak dapat melakukan prediksi yang tepat 100 persen, sebab beberapa gempa masih tidak dapat diantisipasi.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda