banner 728x250

Ahmad Luthfi soal Taktik Menang di Kandang Banteng: Saya Tak Punya Strategi Khusus

TUTURPEDIA - Ahmad Luthfi soal Taktik Menang di Kandang Banteng: Saya Tak Punya Strategi Khusus
Ahmad Luthfi mengaku tak punya strategi khusus merebut suara di 'kandang banteng' Jawa Tengah. Foto: Kolase Tuturpedia
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 2, Ahmad Luthfi mengaku tidak memiliki strategi khusus, untuk meraup suara di kandang banteng. Jawa Tengah sejak lama dikenal sebagai ‘kandang banteng,’ julukan yang merujuk wilayah ini sebagai lumbung suara bagi PDIP

Saat ini, mantan Kapolda Jateng Ahmad Luthfi berhasil meraih elektabilitas tertinggi menurut survei Pilgub Jateng versi Poltracking. Elektabilitas Luthfi dalam survei mencapai 52,2 persen, sementara Cagub Jateng nomor urut 1, Andika Perkasa memperoleh 31,4 persen.

Terkait taktik mempertahankan posisinya, agar bisa menang di kandang banteng, Luthfi mengaku tak punya strategi khusus. Sebab, ia ingin berkontestasi secara sehat di Pilkada Jateng.

“Tidak ada strategi, semua teman. Kita berkontestasi yang sehat dan menyejukkan. Jadi, bergembira saja,” jawab Ahmad Luthfi saat blusukan di Pasar Gede Klaten, Sabtu (28/9/2024) lalu. 

Menurutnya, perbedaan politik di pilkada itu merupakan bentuk demokrasi, yang patut disyukuri. Ia pun menyerahkan keputusan memilih gubernur kepada warga Jateng.

“Itulah demokrasi, di dalam demokrasi perbedaan adalah rahmat yang harus kita syukuri,” jelasnya.

Andika Perkasa Akui Kalah Start dari Ahmad Luthfi

Sementara itu, Cagub Jateng nomor urut 1, Andika Perkasa mengakui apabila paslonnya kalah start dalam bersosialisasi kepada masyarakat Jateng. Terlebih menurutnya, Ahmad Luthfi sebelumnya merupakan mantan Kapolda Jateng, yang lebih dulu dikenal masyarakat.

“Kalah start karena kami (Andika-Hendi) baru diputuskan satu hari, sebelum pendaftarakan ke KPU Jateng. Sehingga, persiapan sebelum itu kan enggak ada. Dibandingkan ada yang sudah menyiapkan cukup lama,” ujar Andika, dikutip Senin (30/9/2024).

Kendati mendapat elektabilitas lebih rendah, Andika mengaku tetap optimis bisa menang di kandang banteng. Terlebih, paslonnya didukung PDIP.

“Ini satu hal yang perlu kami kejar. Tapi, kita tetap optimis bahwa kami pasti bisa mengejar,” tuturnya.

Andika kembali menegaskan, dirinya akan menjadikan hasil survei sebagai bahan evaluasi untuk mengejar ketertinggalan.

“Ya, memang kalah start, betul sekali dan itu adalah evaluasi kami semua baik dari sisi partai maupun relawan,” terang dia.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menjelaskan, meski elektabilitas Andika-Hendi hanya 31,4 persen, Hanta menyebut hal tersebut merupakan modal yang cukup baik. Apalagi sosok Andika memang baru terjun di kancah politik Jawa Tengah.

Oleh sebab itu, Hanta mengingatkan agar Ahmad Luthfi-Taj Yasin waspada dengan pergerakan dinamika politik yang ada. Karena bisa saja, keadaan menjadi berbalik dan Andika-Hendi unggul meninggalkan lawannya.

“Perolehan Andika-Hendi itu bukan perolehan yang rendah. Ia baru bersosialisasi, sekaligus penantang karena Taj Yasin adalah petahana. Jadi, modal di atas 30 persen itu relatif kuat ya. Oleh karena itu, Luthfi-Taj Yasin harus antisipasi karena waktu 2 bulan singkat, apalagi jika ada dinamika yang menyertainya,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Hanta turut mengimbau agar para paslon memanfaatkan masa kampanye sebaik-baiknya. Sebab, hal ini bisa menentukan arah pergerakan politik dua bulan ke depan atau sebelum pilkada berlangsung, pada Rabu, 27 November 2024.***

Penulis: Angghi Novita

Editor: Annisaa Rahmah