banner 728x250
Health  

Ada Empat Varian Omicron Baru, Kasus Covid-19 di Malaysia Melonjak Hingga 57,3 Persen Susul Singapura 

Kasus Covid-19 melonjak di Malaysia. Foto: Pexels.com/CDC
Kasus Covid-19 melonjak di Malaysia. Foto: Pexels.com/CDC
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Menjelang akhir tahun, kasus Covid-19 kembali melonjak di beberapa negara seperti yang dialami negara tetangga Malaysia dengan persentase lonjakan mencapai 57,3 persen. 

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Rabu (6/12/2023), bukan hanya di Singapura, kasus Covid 19 di Malaysia juga mengalami lonjakan hingga 57,3 persen dengan catatan 3.626 kasus terjadi pada minggu epidemiologi ke-47 (ME47/2023) dari 19-25 November.  

Lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia tersebut dilaporkan oleh pihak Kementerian Kesehatan Malaysia. Dalam Me46/2023 (12-18 November), dilaporkan adanya 2.305 kasus yang terjadi di Malaysia. 

Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan, sebagian besar kasus sekitar 48% terjadi pada golongan mereka yang berusia sekitar 20 sampai 40 tahun dengan 98 persen kasus menunjukkan gejala ringan. 

“Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 kasus setiap minggu sejak ME41/2023 hingga ME47/2023, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen,” katanya dalam keterangan, pada Minggu (3/12).

Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan juga menambahkan jika ada sekitar delapan klaster aktif Covid-19 dilaporkan dengan total kasus 121.

Sampai dengan ME47/2023 (19-25 November) ada sekitar 7.248 klaster kasus dilaporkan dengan laporan kelompok yang terlibat di sektor pendidikan. 

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia itu mengatakan, kenaikan kasus berkaitan dengan adanya empat varian Omicron baru yang teridentifikasi. Semua varian tersebut diklasifikasikan sebagai variant of concern (VoC).

Radzi juga menjelaskan, dua kasus varian Omicron baru yakni BA.2.86 telah dilaporkan setelah dilakukan pemeriksaan gejala di klinik kesehatan.

Kedua kasus yang dilaporkan itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam kurun waktu 14 hari sebelum gejala muncul. Varian baru tersebut menurut Radzi tidak menimbulkan gejala yang lebih parah. 

Sejalan dengan pernyataan Radzi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan munculnya varian baru Omicron, yaitu BA.2.86 yang dilaporkan pertama kali pada 24 Juli 2023. Hingga saat ini ada sekitar 46 negara telah melaporkan varian BA.2.86 yang tergolong dalam varian of interest (VOI).***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses