banner 728x250

Cerita Legenda Asal-Usul Danau Toba yang Dijadikan Google Doodle Hari Ini

Asal-usul Danau Toba, yang dijadikan tema Google Doodle pada 31 Agustus 2023. Foto: Unsplash.com/Milala Wisata
Asal-usul Danau Toba, yang dijadikan tema Google Doodle pada 31 Agustus 2023. Foto: Unsplash.com/Milala Wisata
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Hari ini 31 Agustus 2023, Danau Toba dijadikan tema Google Doodle. Sebab, sudah tiga tahun Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark sejak tahun 2020.

Mengenai Danau Toba, terdapat cerita rakyat atau cerita legenda yang mengisahkan tentang asal-usul Danau Toba. Mari simak cerita berikut yang dilansir dari laman resmi Gramedia.

Cerita Legenda Asal-Usul Danau Toba

Pada zaman dahulu kala, terdapat seorang pemuda bernama Toba. Dia adalah seorang yatim piatu, yang bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sesekali ia mencari ikan di sungai yang tidak jauh dari gubuknya. Ikan hasil tangkapannya, ia jadikan lauk dan jika mendapat lebih akan dijual ke pasar.

Suatu hari sepulang dari ladang, Toba memancing ikan di sungai. Ia berharap bisa memperoleh ikan yang besar untuk dimasak sebagai lauk. Saat memancing, Toba melihat seekor ikan dengan ukuran yang besar tersangkut di mata pancingnya.

Namun, ada yang aneh dari ikan besar itu. Toba memerhatikan sambil bergumam “ikan yang aneh,” karena ia belum pernah melihat ikan dengan bentuk seperti itu seumur hidupnya. Ikan tersebut berwarna kekuningan serta sisik-sisiknya kuning keemasan. Sisik ikan tersebut juga tampak berkilauan saat terkena paparan sinar matahari.

Kemudian Toba coba melepaskan mata kail dari mulut ikan tangkapannya itu, tiba-tiba terjadi sebuah keajaiban yang tak terduga. Ikan aneh dengan sisik berwarna kuning keemasan tersebut berubah menjelmakan seorang perempuan yang elok parasnya.

Toba terheran-heran saat melihat keajaiban yang ada di depan matanya itu. Ia hanya berdiri seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.

“Tuan, aku adalah makhluk kutukan Dewa. Aku dikutuk karena telah melanggar larangan besarnya. Sudah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk dan menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku. Karena Tuan sudah memegangku, maka aku pun berubah menjadi manusia. Seperti Tuan ini,” kata perempuan cantik jelmaan dari ikan kuning itu.

Mereka pun saling memperkenalkan nama, “namaku Putri, Tuan,” ujar Perempuan itu saat berkenalan dengan Toba. Karena Toba terpesona melihat kecantikan perempuan tersebut, ia pun memikirkan sesuatu kemudian bertanya.

“Bersediakah engkau menikah dengan ku?” tanya Toba.

“Baiklah aku bersedia, Tuan. Selama Tuan bersedia juga untuk memenuhi satu syarat yang akan aku ajukan,” jawab Putri.

“Syarat apa yang engkau inginkan? Sebutkanlah, aku pasti akan memenuhinya,” kata Toba.

“Permintaanku hanya satu, pastikan bahwa Tuan dapat menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali Tuan menyebutkan bila aku adalah seekor ikan. Bila Tuan menyatakan kesediaan Tuan untuk menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan,” jawab Putri dengan syaratnya.

“Baiklah, aku berjanji akan menutup dengan rapat rahasiamu ini. Rahasia ini akan hanya kita ketahui berdua,” ucap Toba mengiyakan.

Toba dan Putri pun akhirnya menikah. Pasangan tersebut hidup rukun dan bahagia meski hidup sederhana. Kebahagian mereka makin lengkap dengan kehadiran buah hati mereka. Seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir.

Samosir tumbuh menjadi anak yang sehat dan memiliki tubuh yang kuat. Sayangnya, Samosir memiliki sifat pemalas dan sedikit nakal. Sehari-hari, Samosir hanya tidur-tiduran. Bahkan ia tidak membantu ayahnya yang sibuk bekerja di ladang.

Sekadar diminta mengantar makanan dan minuman untuk ayahnya pun, Samosir sering menolak. Seandainya mau, Samosir akan melakukannya dengan malas-malasan. Hal itu terjadi karena sang ibu terlalu memanjakannya. Apa saja yang diminta oleh Samosir, akan selalu diusahakan oleh ibunya.

Suatu ketika, Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Samosir melaksanakan tugas itu setelah beberapa kali dipaksa oleh ibunya, kemudian ia mengantarkan makanan dan minuman tersebut dengan wajah yang muram.

Samosir membawa makanan dan minuman tersebut ke ladang. Di tengah perjalanan, Samosir tiba-tiba merasa lapar. Samosir lalu memakan makanan yang seharusnya diberikan untuk ayahnya. Makanan itu tidak dihabiskan semua dan menyisakan sedikit untuk ayahnya. Dengan makanan dan minuman yang tersisa sedikit itu, Samosir melanjutkan perjalanannya menuju ke ladang. Tiba di ladang, Samosir memberikan makanan dan minuman yang tinggal sedikit untuk Toba.

Toba yang sudah merasa lapar karena bekerja keras sejak pagi, langsung membuka bekal dan sangat hendak memakannya. Ia terkejut ketika melihat makan siang untuknya sudah tinggal sedikit.

Dengan wajah yang polos seolah tak melakukan kesalahan, Samosir mengatakan “tadi di jalan aku tiba-tiba merasa sangat lapar, Ayah. Maka dari itu, jatah makanan dan minuman ayah itu sudah kumakan sebagian. Akan tetapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih ada sedikit makanan dan minuman untuk makan siang ayah.”

“Dasar anak yang tidak tahu diuntung!” ucap Toba memaki kepada anaknya.

Kemarahan Toba semakin berapi-api, ia sudah tak bisa bersabar lagi. Kemudian keluarlah umpatan “dasar kau, anak keturunan ikan!” ujar Toba.

Samosir yang melihat dan mendengar itu sangat ketakutan dan terkejut. Ia dengan cepat langsung berlari ke rumah sambil menangis. Sesampainya di rumah, dia bertemu dengan ibunya, Samosir langsung menceritakan semua kemarahan dari ayahnya yang menyebutkan bahwa dirinya adalah keturunan dari seekor ikan.

Mendengar pengaduan dari anaknya itu, seketika ibu Samosir menjadi sangat sedih. Tak menyangka, suaminya yang sangat ia sayangi telah melanggar janji untuk tidak menyebutkan bahwa Putri adalah makhluk yang berasal dari ikan.

Tak lama kemudian, Samosir dan ibunya saling berpegangan tangan. Dalam hitungan sekejap, mereka berdua menghilang dan keajaiban pun terjadi. Pada bekas pijakan kaki Samosir dan ibunya, tiba-tiba menyemburkan air yang sangat deras. Keluar dari dalam tanah, air yang tersembur tak berhenti keluar.

Semakin lama semakin besar, yang akhirnya membuat permukaan tanah di daerah itu tergenang. Permukaan air kian meninggi, kemudian lembah tempat tinggal Toba sudah penuh dengan genangan air.

Terbentuklah sebuah danau yang sangat luas di tempat itu, lalu penduduk sekitar menamakannya Danau Toba dan pulau kecil yang terletak di tengah-tengah Danau Toba itu disebut Pulau Samosir, sebagai penanda bahwa itu menjadi tempat di mana Samosir dan ibunya berpijak untuk terakhir kalinya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses