BLORA, Tuturpedia.com – Gelaran seni wayang kolaborasi yang berlangsung meriah baru-baru ini menghadirkan suasana berbeda. Di tengah alunan gamelan dan kisah pewayangan yang sarat makna, hadir pesan kemanusiaan serta kepedulian lingkungan dari Anggota DPRD Kabupaten Blora, Achlif Nugroho Widi Utomo, yang naik ke panggung bukan sekadar memberi sambutan, melainkan menyentuh nurani masyarakat.
Dalam sambutan yang disampaikan dengan penuh empati, Aclif sapaan akrabnya, mengungkapkan rasa duka dan keprihatinan mendalam atas musibah bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dan Aceh.
Ia menilai, bencana tersebut harus menjadi bahan refleksi bersama bagi seluruh elemen bangsa, termasuk masyarakat Blora.
“Musibah ini bukan hanya duka bagi saudara kita di sana, tetapi juga pengingat bagi kita semua untuk kembali menata hubungan dengan alam,” ungkapnya di hadapan ratusan penonton wayang.
Inisiasi Tanam 1.000 Pohon
Tak berhenti pada ungkapan belasungkawa, Aclif menegaskan pentingnya langkah konkret sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Pihaknya pun mengumumkan inisiasi gerakan penanaman 1.000 pohon sebagai upaya mitigasi bencana sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.
“Bencana yang terjadi hari ini tidak lepas dari kurangnya perhatian kita terhadap kelestarian alam. Menanam pohon bukan sekadar simbol, tetapi ikhtiar nyata agar alam kembali sehat dan bencana serupa bisa kita cegah,” tegasnya, disambut tepuk tangan penonton.
Filosofi Jawa dan Pesan Optimisme
Mengemas pesannya melalui pendekatan budaya, Aclif mengajak masyarakat menjalani “Laku Prihatin” dan “Tirakat”, kearifan lokal Jawa yang menekankan pengendalian diri, kepekaan batin, dan kesabaran di tengah masa sulit. Ia meyakini, setiap kesulitan selalu diiringi harapan dan jalan keluar.
Hal itu ia perkuat dengan kutipan ayat suci, “Fa inna ma’al ‘usri yusra” — sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
“Mugi-mugi bar prihatin, bar tirakat, niku saget ndadosaken kamulyan. Semoga setelah masa prihatin dan tirakat ini, kita semua memperoleh kemuliaan dan kesejahteraan,” ucapnya, yang diamini para seniman dan masyarakat.
Kehadiran wakil rakyat di panggung seni tradisional tersebut menjadi pengingat bahwa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan dapat disampaikan melalui berbagai cara, termasuk lewat budaya.
Perpaduan seni, nilai spiritual, dan aksi nyata ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga alam sekaligus memperkuat solidaritas sosial.















