Lumajang, Tuturpedia.com — Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat tajam. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara resmi menaikkan status Semeru menjadi Level IV atau “Awas” setelah serangkaian erupsi dan peningkatan gempa vulkanik terjadi sejak Kamis pagi.
Erupsi tersebut menyemburkan kolom abu tebal mencapai 2.000 meter di atas puncak, atau sekitar 5.676 mdpl. Dalam foto-foto lapangan, tampak jelas luncuran awan panas yang bergerak dari puncak menuju lembah, serta warga dan relawan yang memantau kondisi dari area aman.
PVMBG mencatat aktivitas seismik yang tidak biasa. Pada periode pemantauan terakhir, terhitung 32 kali gempa guguran dan 25 kali gempa letusan. Peningkatan ini menjadi dasar kuat perubahan status dari Level II “Waspada” langsung ke Level IV “Awas”.
“Kami menetapkan status Awas karena peningkatan aktivitas yang signifikan dan berpotensi membahayakan masyarakat,” ujar petugas PVMBG dalam keterangan resminya.
Zona Bahaya Diperluas Hingga 20 Km
Seiring dengan peningkatan status, PVMBG memperluas zona bahaya, terutama pada sektor tenggara di sepanjang alur sungai Besuk Kobokan. Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 20 kilometer dari puncak—area yang paling berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar.
BNPB juga menyampaikan bahwa sejumlah warga mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Petugas gabungan mengevakuasi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, serta warga yang tinggal di bantaran sungai.
Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Sebagai langkah mitigasi, jalur pendakian Semeru resmi ditutup total. Keputusan ini mempertimbangkan potensi bahaya mendadak yang bisa terjadi akibat awan panas guguran.
“Keselamatan pendaki menjadi prioritas. Dengan status Awas, seluruh aktivitas pendakian dihentikan sampai kondisi dinyatakan aman,” tegas petugas pos pendakian.
Hingga berita ini ditulis, tim pemantau masih terus mengikuti perkembangan aktivitas Semeru, sementara warga diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah.













