Tuturpedia.com – Dalam salah satu unggahan yang dibagikan melalui akun Folkative di Instagram, OJK mengungkapkan fenomena penggunaan PayLater yang mempersulit anak muda ketika mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kepala eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa pengajuan KPR anak muda saat ini tidak diloloskan karena adanya utang PayLater, seperti dilansir dari Folkative pada Senin (21/08/2023).
Sementara itu, Friderica juga menekankan bahwa PayLater telah masuk ke dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Hal tersebut berarti bahwa PayLater jadi salah satu penilaian performa keuangan individu ketika akan mengakses layanan keuangan dari perbankan.
OJK juga mengingatkan masyarakat agar berpikir ulang sebelum menggunakan metode pembayaran PayLater.
Netizen: Kalau Gaji UMR Tinggi…
Berita tersebut langsung memancing reaksi dari para netizen di media sosial. Beberapa ada yang justru balik mempertanyakan mengapa layanan PayLater mendapatkan izin. Padahal, hal tersebut yang justru membuat masyarakat menjadi penggunanya.
Salah satunya akun @okey_tat****, yang menulis, “Yang ngasih izin adanya pinjol (pinjaman online –red.) sopo, kalau ga ada akses buat kesana, pasti juga ga ada yg ngutang sembarangan,” keluhnya.
Selain itu, ada juga netizen yang berpendapat bahwa sebenarnya PayLater tidak terlalu berdampak pada pengajuan KPR.
“Ngajuin KPR juga belum tentu di acc walaupun gak punya PayLater atau apapun itu, hoki2an juga kan ngajuin KPR :),” tulis akun @vxcky***.
“Bukan cuma akibat tunggakan PayLater sih tp faktor utama karena penghasilan kecil. Bayangin aja anak baru lulus rata2 gaji cuma UMR. UMR Jakarta aja ga sampe 5jt, trus transpor sehari2, makan, dll.Kalopun mau nabung paling ga sampe setengahnya,jadi butuh brp tahun ngumpulin DP?,” tanya @antoherma***.
“Kalo gaji UMR tinggi. Kami ngga paylater 12 bulan pak,” tambah akun @gran***.
Penulis: K Safira