Blora, Tuturpedia.com — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Blora tidak hanya dilihat sebagai program pemenuhan gizi anak-anak, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi rakyat dengan potensi perputaran uang yang fantastis. Senin, (27/10/2025).
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, mengungkapkan bahwa Blora memiliki potensi besar untuk menjadi contoh nasional pelaksanaan MBG yang melibatkan masyarakat secara aktif, terutama para petani dan peternak lokal, termasuk dari komunitas Sedulur Sikep.

“Dari 73 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada di Blora, potensi perputaran uangnya bisa mencapai sekitar Rp525 miliar per tahun. Jika seluruh kebutuhan bahan bakunya dipasok dari petani dan peternak lokal, maka manfaat ekonomi program ini akan langsung dirasakan masyarakat,” tegas Edy.
Memperkuat Ketahanan Pangan Lokal
Legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini menilai, Blora yang kaya akan komunitas petani dan peternak—dengan komoditas seperti padi, sapi, lele, melon, dan sayuran—adalah aset besar. Keterlibatan mereka dalam penyediaan bahan baku MBG akan memperkuat ketahanan pangan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
Namun, politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan Pemerintah Daerah mengenai peran krusial dalam mengelola rantai pasok. Edy menekankan pentingnya pemetaan potensi pertanian dan peternakan secara matang.
“Kalau kebutuhan MBG meningkat tanpa perencanaan matang, bisa memicu inflasi daerah. Tapi kalau dikelola dengan baik, justru akan menciptakan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat Blora,” katanya.
MBG: Gerakan Ekonomi Rakyat dan Budaya Berbagi
Edy Wuryanto menegaskan bahwa semangat MBG tidak berhenti pada piring anak-anak sekolah, tetapi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan cerminan nilai luhur bangsa.
“MBG ini bukan hanya program Presiden, tetapi cerminan nilai-nilai luhur bangsa kita, menolong sesama dan memastikan tidak ada yang kelaparan,” ujarnya.
Dengan menggabungkan potensi ekonomi lokal dan kearifan budaya berbagi, Edy yakin Blora dapat menjadi percontohan nasional.
“Blora bisa menjadi ikon bagaimana program nasional dapat tumbuh dari akar budaya lokal. Dengan menggabungkan semangat budaya dan ekonomi rakyat, MBG akan menjadi gerakan yang menyehatkan generasi sekaligus menyejahterakan masyarakat,” tutup Edy Wuryanto.















