Blora, Tuturpedia.com — Kabar miring seputar dugaan pembiaran usaha ilegal, kafe, dan peredaran minuman keras (miras) di kawasan wisata Embung Rowo Karangjati, Blora, semakin menguat dengan beredarnya sebuah tangkapan layar percakapan pribadi. Sabtu, (25/10/2025).
Screenshot tersebut secara tersirat mengonfirmasi praktik “pengamanan” yang dilakukan agar operasional bisnis tanpa izin di wilayah tersebut tetap berjalan.
Dalam percakapan yang beredar luas di kalangan aktivis dan media, seorang pihak yang diduga pemilik gerai ilegal di kawasan Karangjati mengakui dirinya tidak memiliki izin resmi, bahkan menyinggung jumlah uang sebesar 50 juta rupiah yang tidak cukup untuk “mengurus izin.”
Namun, puncak pengakuan terkuak saat pihak tersebut merespons penertiban yang mungkin terjadi dengan kalimat: “Mbeni sasi yo atensi.” (Setiap bulan ya atensi).
Kalimat ini sontak memicu dugaan adanya praktik “atensi khusus” atau setoran bulanan yang membuat aparat penegak Peraturan Daerah (Perda) seolah menutup mata terhadap pelanggaran di kawasan strategis tersebut.
Karangjati Jadi Sorotan ‘Atensi’
Saat ditanya, oleh Doni lebih lanjut mengenai arti ‘atensi’ dan pihak yang terlibat, pihak tersebut tidak menjawab secara langsung, hanya berkelit
“Waduuhh atensi ng sopo kak?” dan “Ga paham aku eh kak.” tutur dalam percakapan tangkap layar screenshot tersebut.
Pengakuan ini seolah membenarkan kritik keras yang sebelumnya dilayangkan oleh MPPUN dan tokoh muda Blora. Mereka menuding kawasan Embung Rowo Karangjati menjadi bukti nyata lemahnya penegakan Perda, dan bahkan menduga adanya “atensi khusus” di balik sikap bungkam Satpol PP.
“Kami sudah duga ada praktik kotor di balik maraknya miras, karaoke, dan kos ilegal di Rowo Karangjati. Bukti chat ini harus menjadi dasar bagi DPRD dan aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas siapa yang menikmati ‘atensi’ bulanan tersebut,” ujarnya
Masyarakat kini menuntut agar Pemerintah Kabupaten Blora tidak hanya menertibkan usaha ilegal, tetapi juga mengusut dugaan keterlibatan oknum aparat yang terlibat dalam praktik “atensi” demi menciptakan efek jera dan mengembalikan citra Blora yang bersih dari pungli.
















