banner 728x250

Transparansi Nol! Tokoh Perempuan Blora Soroti Kunker Dewan: Berharap Hasil Diumumkan, Bukan Hanya Habiskan Dana

TUTURPEDIA - Transparansi Nol! Tokoh Perempuan Blora Soroti Kunker Dewan: Berharap Hasil Diumumkan, Bukan Hanya Habiskan Dana
banner 120x600

Blora, Tuturpedia.com — Kinerja legislatif di Kabupaten Blora kembali menjadi sorotan tajam dari masyarakat. Kali ini, kritik keras dilayangkan terkait kegiatan kunjungan kerja (kunker) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora yang dianggap tidak efektif dan hanya menghabiskan anggaran daerah.

TUTURPEDIA - Transparansi Nol! Tokoh Perempuan Blora Soroti Kunker Dewan: Berharap Hasil Diumumkan, Bukan Hanya Habiskan Dana
Foto: DPRD Kabupaten Blora ( istimewa)

Kekhawatiran publik memuncak, terutama setelah mencuatnya kembali isu-isu seputar pemborosan anggaran perjalanan dinas hingga kasus dugaan kunker fiktif, serta Cashback Hotel di periode sebelumnya yang sempat ditangani aparat penegak hukum. Selasa, (14/10/2025).

“Kami melihat kunker itu seperti agenda rutin tahunan yang wajib ada, tapi hasilnya nihil. Anggaran yang dikeluarkan pasti besar, apalagi jika ke luar daerah. Tapi apa manfaatnya bagi rakyat Blora? Hasilnya tidak pernah jelas dan tidak pernah dipublikasikan secara transparan,” ujar Yuni, seorang tokoh prempuan di Blora.

Masyarakat menuntut adanya pertanggungjawaban yang lebih nyata dari para wakil rakyat. Tuntutan utama mereka adalah publikasi secara terbuka mengenai hasil-hasil Kunker, baik melalui media massa, media sosial resmi DPRD, maupun laporan tertulis yang mudah diakses publik.

“Publik berhak tahu, uang rakyat dipakai untuk apa saja. Jika kunker itu studi banding, mana rekomendasi konkret yang sudah diterapkan di Blora? Jangan cuma bawa oleh-oleh dan laporan di atas kertas yang cuma diketahui internal dewan,” tegasnya.

Tentunya, desakan yang disampaikannya ini bukan tanpa alasan, hal tersebut agar DPRD Blora meningkatkan transparansi dan diharapkan dapat meminimalisir potensi penyalahgunaan anggaran serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif.

“Jika hasil kunker adalah masukan penting untuk pembangunan Blora, maka seharusnya informasi tersebut segera disebarluaskan agar masyarakat dapat mengawal implementasinya,” bebernya.

Ia menambahkan, bahwa Anggota DPRD Blora diminta untuk segera merespons kritik ini dengan langkah-langkah nyata, salah satunya dengan membuat kanal informasi khusus yang memuat laporan lengkap setiap Kunker, termasuk tujuan, biaya, pihak yang ditemui, dan rekomendasi yang dihasilkan.

“Tanpa transparansi, stigma ‘buang-buang anggaran’ dikhawatirkan akan terus melekat pada kinerja dewan,” tutupnya.

Penulis: Lilik Yuliantoro Editor: Permadani T.