banner 728x250

Sejarah Sultan Hamengkubuwono IX: Bagi 5 Juta Gulden agar Rakyat Tak Kelaparan

TUTURPEDIA - Sejarah Sultan Hamengkubuwono IX: Bagi 5 Juta Gulden agar Rakyat Tak Kelaparan
Sri Sultan Hamengkubuwono IX (istimewa)
banner 120x600

Yogyakarta, Tuturpedia.com — Kisah keteladanan Sultan Hamengkubuwono IX kembali jadi sorotan publik. Sosok raja Jawa yang pernah memimpin Yogyakarta ini dikenal bukan hanya bijaksana, tetapi juga dermawan dan dekat dengan rakyatnya.

Salah satu peristiwa paling bersejarah adalah ketika Sultan rela mengorbankan hartanya demi kesejahteraan rakyat. Pada masa Agresi Militer Belanda tahun 1947, Sultan Hamengkubuwono IX membagikan uang sebesar 5 juta gulden kepada masyarakat. Nilai tersebut, jika dikonversi ke rupiah saat ini, setara dengan sekitar Rp20 miliar.

Langkah ini diambil karena kondisi rakyat saat itu sangat sulit. Agresi Belanda menyebabkan banyak keluarga kekurangan makanan, pekerjaan terhenti, dan ancaman kelaparan mengintai.

“Rakyat tidak boleh dibiarkan kelaparan,” demikian pesan yang diyakini menjadi dasar tindakan Sultan Hamengkubuwono IX dalam membagikan bantuan uang tersebut.

Raja yang Dekat dengan Rakyat

Tindakan ini menjadi bukti nyata bahwa Sultan Hamengkubuwono IX tidak hanya memimpin dari istana, melainkan turun langsung memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Ia menggunakan kekayaannya untuk membantu masyarakat yang sedang terhimpit kesulitan ekonomi akibat perang.

Kedermawanan Sultan pun diingat sebagai salah satu teladan kepemimpinan yang humanis. Bahkan, hingga kini, banyak sejarawan menilai sikap beliau sebagai contoh nyata peran seorang pemimpin yang memprioritaskan rakyat di atas kepentingan pribadi.

Nilai Relevan Hingga Kini

Kisah ini memberi pelajaran penting bahwa kekuasaan dan kekayaan bisa digunakan untuk tujuan mulia. Di tengah kondisi dunia modern yang masih menghadapi krisis pangan, inflasi, hingga ketimpangan ekonomi, teladan Sultan Hamengkubuwono IX seakan mengingatkan bahwa peran pemimpin seharusnya hadir nyata bagi rakyatnya.

Dengan semangat kepedulian sosial yang tinggi, Sultan meninggalkan warisan kepemimpinan yang tetap relevan hingga kini: bahwa seorang pemimpin sejati bukan hanya memerintah, tetapi juga melindungi dan menghidupi rakyatnya.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.