banner 728x250

Iran Gempur Israel dengan Rudal Hipersonik Fattah‑1: “400 Detik Menuju Tel Aviv”

TUTURPEDIA - Iran Gempur Israel dengan Rudal Hipersonik Fattah‑1: “400 Detik Menuju Tel Aviv”
banner 120x600
banner 468x60

tuturpedia.com – Iran kembali menyita perhatian dunia dengan peluncuran rudal hipersonik Fattah‑1, yang digunakan untuk menggempur wilayah Israel pada Rabu dini hari, 18 Juni 2025. Rudal yang dikembangkan oleh Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) ini disebut sebagai salah satu senjata tercanggih dalam arsenal militer Iran saat ini.

Rudal Hipersonik dengan Kecepatan Mach 15

Rudal Fattah‑1 masuk dalam kategori rudal balistik jarak menengah, namun dilengkapi teknologi hipersonik yang membuatnya sulit dideteksi dan dicegat. Kecepatannya mencapai antara Mach 12 hingga Mach 15, atau sekitar 14.000–18.500 km/jam. Dengan jangkauan sekitar 1.400 kilometer, Fattah‑1 mampu menjangkau Tel Aviv dari Iran dalam waktu kurang dari 7 menit.

Menurut siaran resmi militer Iran, Fattah‑1 dilengkapi dengan reentry vehicle bermanuver, lengkap dengan nosel penggerak dan sirip kendali, yang membuatnya mampu bermanuver di lapisan stratosfer dan menghindari sistem pertahanan udara konvensional.

“Dengan teknologi ini, tidak ada sistem pertahanan di dunia yang bisa mencegatnya,” klaim IRGC dalam pernyataan resminya yang dikutip media lokal.

Strategi Psikologis: “400 Detik Menuju Tel Aviv”

Sebelum peluncuran, Iran memasang spanduk berbahasa Ibrani di jalan-jalan utama Teheran bertuliskan “400 Detik Menuju Tel Aviv”. Langkah ini dinilai sebagai strategi perang psikologis untuk menegaskan kemampuan serangan cepat dan presisi Iran.

Rudal ini pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2023, dan disebut sebagai bagian dari respons militer terhadap ketegangan berkepanjangan dengan Israel.

Iran, Teknologi Militer, dan Arah Baru Perang Timur Tengah

Peluncuran Fattah‑1 merupakan bagian dari serangan besar-besaran yang dilancarkan Iran ke Israel, termasuk penggunaan ratusan rudal dan drone tipe Shahed‑136 dan Arash‑2. Serangan ini disebut sebagai respons atas aksi militer Israel sebelumnya.

Langkah ini menandai era baru dalam dinamika konflik Timur Tengah, di l rudal hipersonik mulai digunakan dalam pertempuran aktual. Tak hanya itu, Iran kini disandingkan dengan Rusia dan China sebagai negara yang menguasai teknologi rudal hipersonik, bahkan berhasil mengembangkan sistemnya secara mandiri.

“Kami tidak lagi bergantung pada pihak luar. Ini adalah hasil pengembangan kami sendiri,” ujar perwakilan militer Iran dalam konferensi pers.Tantangan bagi Sistem Pertahanan Israel dan Sekutu

Kemunculan rudal Fattah‑1 memberikan tantangan besar bagi sistem pertahanan seperti Iron Dome, David’s Sling, hingga Arrow 3 milik Israel dan Amerika Serikat. Sistem-sistem ini disebut-sebut belum mampu menghadang rudal dengan kecepatan dan kemampuan manuver ekstrem seperti Fattah‑1.

“Rudal ini bisa mengubah peta strategi pertahanan kawasan. Ini adalah game changer,” ungkap analis militer dari Kompas.id.

Dengan teknologi yang terus berkembang dan digunakan dalam konflik nyata, kehadiran rudal hipersonik menjadi isu strategis baru yang tak bisa diabaikan oleh dunia.