banner 728x250

Gus Baha: Pentingnya Memberikan Zakat Fitrah Langsung Kepada Kerabat Dekat

TUTURPEDIA - Gus Baha: Pentingnya Memberikan Zakat Fitrah Langsung Kepada Kerabat Dekat
banner 120x600
banner 468x60

tuturpedia.com – KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), Rais Syuriyah Pengurus Besar PBNU, menganjurkan agar zakat fitrah diberikan secara langsung kepada kerabat dekat.

Namun, beliau menekankan bahwa penerima yang dimaksud haruslah termasuk kategori yang berhak menerima zakat, bukan mereka yang menjadi tanggungan nafkah seperti anak atau istri.

Menurut Gus Baha, anjuran ini sejalan dengan perintah Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an, tepatnya surat Al-Baqarah ayat 215.

Beliau menjelaskan, “Aturan Al-Qur’an sudah jelas; utamakan pemberian kepada kerabat yang tidak menjadi tanggungan wajib seperti keponakan, sedangkan istri dan anak tidak diperbolehkan.” Pernyataan ini dikutip dari akun Youtube Santri Gayeng pada Rabu (26/3/2025).

Gus Baha juga menegaskan bahwa jika zakat fitrah disalurkan langsung ke tangan penerima, maka jumlah yang diterima pun utuh.

Sebaliknya, jika zakat tersebut dikumpulkan terlebih dahulu oleh amil zakat di masjid, mushola, atau lembaga lain, maka jumlah yang diterima berpotensi berkurang karena harus dibagi rata kepada penerima lainnya.

Beliau menambahkan, tujuan penyampaian pendapat ini bukanlah untuk mengkritik peran amil zakat di masjid maupun mushola, melainkan untuk memberikan penjelasan keilmuan bahwa sebaiknya zakat diberikan langsung kepada kerabat dekat.

“Kalau kamu dengki ingin mengomentari panitia masjid, saya jawab, mending kamu berikan zakat ke masjid sendiri agar sifat dengkimu itu bisa kamu atasi. Jika pertanyaan itu tentang menentukan siapa yang akan menerima zakat fitrah secara objektif, lebih mudah untuk mengutamakan kerabat dekat,” tegasnya.

Selain itu, Gus Baha menambahkan bahwa memberikan zakat kepada kerabat dapat memperkuat ikatan keluarga dan menunjukkan penghormatan yang lebih. Hal ini didukung oleh hadits riwayat An-Nasa’i yang menyatakan, “Shadaqah kepada orang miskin mendapatkan pahala shadaqah, sedangkan shadaqah kepada saudara mendapatkan dua pahala, yakni pahala shadaqah dan pahala menyambung tali persaudaraan.”

“Saya zakat selalu 3 kg, tidak pernah 2,5 kg. Karena 2,5 kg itu pas-pasan. Makanya, saya zakat pertama itu 3 kg, sekarang 5 kg,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an LP3IA Narukan, Rembang.

Mengenai takaran zakat, Gus Baha mengungkapkan bahwa ia selalu memberikan lebih dari ukuran minimal 2,5 kg beras. Bagi beliau, ukuran tersebut terasa pas-pasan. Oleh karena itu, ia selalu menunaikan zakat dengan takaran 3 kg, bahkan kadang-kadang sampai 5 kg beras. (afp)