banner 728x250

Indonesia Mulai Proses Jadi Anggota BRICS sebagai Bentuk Kebijakan Luar Negeri yang Bebas dan Aktif

Menlu RI, Sugiono ungkap bergabungnya Indonesia di BRICS bukan berarti memihak blok tertentu. Foto: x.com/Menlu_RI
Menlu RI, Sugiono ungkap bergabungnya Indonesia di BRICS bukan berarti memihak blok tertentu. Foto: x.com/Menlu_RI
banner 120x600

Tuturpedia.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Sugiono sebagai utusan khusus Presiden Prabowo, menghadiri 16th BRICS Summit pada Kamis (24/10/2024) di Kazan, Rusia. 

Pada kesempatan tersebut, Menlu Sugiono mengumumkan niat Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dan menjadi anggota.

“Keputusan Indonesia untuk mengajukan permohonan bergabung dengan BRICS merupakan perwujudan dari kebijakan luar negeri kita yang bebas dan aktif,” ucap Menlu Sugiono, dikutip pada Sabtu (26/10/2024).

Saat ini, Indonesia secara resmi memulai proses untuk menjadi anggota BRICS. Lebih lanjut, Menlu juga mengungkapkan pilihan kebijakan luar negeri Pemerintahan Presiden Prabowo.

“Bukan berarti kita memihak pada blok tertentu, tetapi lebih kepada berpartisipasi aktif di semua forum,” tambah Menlu.

Prinsip-prinsip panduan dan komitmen berkelanjutan BRICS, khususnya menghilangkan kemiskinan dan kelaparan dengan menjamin ketahanan pangan dan energi bersih sejalan dengan program Pemerintahan Presiden Prabowo.

“Kami juga melihat bahwa prioritas BRICS sejalan dengan program pemerintahan baru Indonesia, termasuk ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia,” imbuhnya.

Bergabungnya Indonesia dengan BRICS sebagai upaya untuk meningkatkan kepentingan bersama negara-negara berkembang.

“Indonesia berupaya untuk mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau negara-negara berkembang di belahan bumi selatan,” tutur Menlu.

Indonesia Tetap Terlibat Forum Lain meski Gabung BRICS

BRICS diharapkan bisa menjadi perekat yang menyatukan negara-negara berkembang untuk bersatu dan berkomitmen demi kebaikan bersama sehingga tercipta sebuah perubahan yang transformatif.

Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan Indonesia tetap terlibat pada forum lainnya dan berdiskusi dengan negara maju.

“Kami memandang BRICS sebagai platform yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama di belahan bumi selatan. Namun, kami juga akan tetap terlibat dengan forum-forum lain dan melanjutkan diskusi dengan negara-negara maju,” ungkap Sugiono.

BRICS adalah organisasi ekonomi multinasional yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. 

Adapun 16th BRICS Summit dihadiri oleh kelima anggota lama tersebut, serta anggota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menghadiri agenda ini sebagai tamu.

Dilansir dari X @BRICSinfo, pemimpin dari 36 negara hadir dalam 16th BRICS Summit, 22 di antaranya diwakili oleh kepala negara.***

Penulis: Ixora F

Editor: Annisaa Rahmah