banner 728x250

Ini Upaya Intensif Dinas Pendidikan Blora yang Sukses Kembalikan Anak Tidak Sekolah ke Jalur Pendidikan

Ilustrasi anak-anak sekolah. Foto: unsplash.com/rafaelatantya
Ilustrasi anak-anak sekolah. Foto: unsplash.com/rafaelatantya
banner 120x600
banner 468x60

Jateng, Tuturpedia.com – Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh warganya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora dalam mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) ke jalur pendidikan.

Melalui program-program strategis dan intervensi yang terencana, lebih dari 4.000 anak di Kabupaten Blora yang sebelumnya tidak sekolah, berhasil kembali ke pendidikan formal dan nonformal hingga tahun 2024. Penurunan jumlah ATS di Kabupaten Blora pun menunjukkan hasil yang signifikan.

Berdasarkan data terbaru, lebih dari 1.000 anak telah berhasil masuk ke pendidikan nonformal. Hal ini merupakan bukti nyata dari upaya intensif yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Blora. Yang tidak lepas dari peran aktif para guru serta serdadu data yang turun langsung ke lapangan untuk melakukan verifikasi data ATS. 

TUTURPEDIA - Ini Upaya Intensif Dinas Pendidikan Blora yang Sukses Kembalikan Anak Tidak Sekolah ke Jalur Pendidikan
Nuril Huda. Foto: Dok. Lilik Yuliantoro

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, melalui sekretarisnya yakni Nuril Huda, saat ditemui oleh awak media Tuturpedia di wilayah Jalan Ahmad Yani, Blora Kota.

“Bulan lalu kita turunkan guru-guru se-Kabupaten Blora untuk melakukan verifikasi data ATS dan hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 anak telah masuk ke pendidikan nonformal. Ini adalah pencapaian luar biasa,” ucapnya, Senin (14/10/2024).

Lebih lanjut, pihaknya juga menuturkan bahwa langkah yang dilakukan oleh Disdik Kabupaten Blora untuk menangani ATS yakni dengan cara melakukan pendekatan terpadu.

“Jadi, untuk menangani anak tidak sekolah di Kabupaten Blora, Dinas Pendidikan Blora menggerakkan tim khusus yang dikenal dengan nama Serdadu Data. Tim ini terdiri dari 40 anggota yang bertugas mengumpulkan dan memverifikasi data ATS di seluruh wilayah Blora,” ungkapnya.

“Dan dalam proses ini, Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan RI untuk memastikan keakuratan data. Data terakhir kami menunjukkan bahwa masih ada sekitar 2.000 ATS di Blora, sebagian besar adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau mereka yang tinggal di luar kota,” tuturnya.

Ketika dilakukan verifikasi di lapangan, rupanya banyak ATS di Blora yang memiliki kebutuhan khusus, seperti tunawicara, cacat tubuh, atau epilepsi. 

“Untuk mereka yang tidak memungkinkan masuk sekolah formal karena faktor jarak atau ekonomi, Dinas Pendidikan Blora mengarahkan mereka ke jalur pendidikan nonformal, yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan masing-masing,” bebernya.

“Dan anak-anak berkebutuhan khusus pasti juga punya kelebihan yang bisa digali. Misalnya, mereka bisa lebih tekun dalam belajar menjahit atau lebih sabar saat diajari servis elektronik. Ini potensi yang bisa dimanfaatkan dalam pendidikan nonformal,” terangnya.

Terakhir, ia menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi ABK untuk mendapatkan keterampilan yang bermanfaat bagi masa depan mereka, meskipun mereka tidak dapat mengikuti jalur pendidikan formal seperti anak-anak lainnya.***

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro

Editor: Annisaa Rahmah