banner 728x250
Sports  

Sanksi Pogba Dipangkas, Bisa Kembali ke Lapangan Maret 2025

Paul Pogba dapat kembali bermain pada tahun 2025. Foto: x.com/paulpogba
Paul Pogba dapat kembali bermain pada tahun 2025. Foto: x.com/paulpogba
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Skors yang telah dijatuhkan kepada gelandang timnas Prancis, Paul Pogba, buntut kasus penggunaan doping resmi dipangkas dari empat tahun menjadi hanya 18 bulan.

Keputusan pemangkasan sanksi skors Pogba disampaikan secara resmi oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pada hari Jumat (4/10/2024) kemarin.

Alhasil, Pogba sudah bisa kembali merumput di atas lapangan mulai September 2025 nanti mengingat dirinya telah resmi menjalani skors sejak September tahun lalu.

“Skors (Pogba) sekarang (menjadi) 18 bulan, mulai 11 September 2023,” ujar petinggi CAS, Matthieu Reeb, kepada Reuters dan dilansir Tuturpedia.com pada Minggu (6/10/2024).

Sebelumnya, Pogba telah lebih dulu menjalani sanksi skors yang dijatuhkan oleh organisasi anti-doping nasional Italia (NADO Italia) pada bulan September 2023.

Sanksi tersebut muncul setelah pemain 31 tahun itu terbukti positif menggunakan DHEA, yaitu obat-obatan terlarang yang dapat meningkatkan kadar testosteron.

Pogba: Mimpi Buruk sudah Berakhir!

Pogba, yang masih terikat kontrak dengan Juventus hingga bulan Juni 2026, secara tegas membantah hal tersebut. Pada bulan Februari kemarin, ia lantas mengungkapkan rencananya untuk melayangkan banding ke CAS.

Sedangkan tes yang menyatakan dirinya terbukti menggunakan doping dilakukan usai kemenangan 3-0 Juventus atas Udinese di Serie A pada 20 Agustus 2023 silam.

Setelah bandingnya diloloskan CAS, mantan pemain Manchester United itu pun mengungkapkan rasa senangnya secara terbuka.

“Akhirnya, mimpi buruknya sudah berakhir. Menyusul keputusan Pengadilan Arbitrase Olahraga, saya bisa menantikan hari ketika saya bisa mengikuti mimpi saya lagi,” ungkap Porgma.

“Saya selalu menyatakan bahwa saya tak pernah dengan sengaja melanggar regulasi Badan Antidoping Dunia ketika saya mengonsumsi suplemen nutrisi yang diresepkan ke saya oleh seorang dokter, yang tidak memengaruhi atau meningkatkan performa atlet pria,” lanjutnya menjelaskan.

“Saya bermain dengan integritas dan meski saya harus menerima bahwa ini adalah pelanggaran tanggung jawab yang ketat, saya ingin menyatakan rasa terima kasih saya kepada para hakim Pengadilan Arbitrase Olahraga yang mendengarkan penjelasan saya,” pungkasnya.***

Penulis: K Safira

Editor: Annisaa Rahmah