Tuturpedia.com – Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Andika Perkasa merespons hasil survei terkait elektabilitas paslonnya (Andika-Hendrar Prihadi), yang masih tertinggal dari paslon nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Andika Perkasa mengaku tertinggal karena kalah start. Meski secara survei masih tertinggal dari Ahmad Luthfi, ia mengatakan akan menjadikan hasil survei sebagai bahan evaluasi untuk mengejar ketertinggalan.
“Ya, memang kalah start, betul sekali dan itu adalah evaluasi kami semua baik dari sisi partai maupun relawan,” ujarnya, dikutip Senin (30/9/2024).
Andika pun berupaya mengejar ketertinggalan surveinya dari Mantan Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi. Ia optimis soal peluang dirinya menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah.
“Kami akan terus berusaha untuk mengejar ketertinggalan, yang jelas kami tetap optimis,” ujar Andika.
Untuk diketahui, hasil dari lembaga survei Poltracking Indonesia menempatkan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin meraih elektabilitas 52,2 persen, sementara mantan Panglima TNI, Andika Perkasa memperoleh 31,4 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menjelaskan, meski elektabilitas Andika-Hendi hanya 31,4 persen, Hanta menyebut hal tersebut merupakan modal yang cukup baik. Apalagi sosok Andika memang baru terjun di kancah politik Jawa Tengah.
“Perolehan Andika-Hendi itu bukan perolehan yang rendah. Ia baru bersosialisasi, sekaligus penantang karena Taj Yasin adalah petahana. Jadi, modal di atas 30 persen itu relatif kuat ya. Oleh karena itu, Luthfi-Taj Yasin harus antisipasi karena waktu 2 bulan singkat, apalagi jika ada dinamika yang menyertainya,” ungkap Hanta beberapa waktu lalu.
Hanta juga meyakini, pergerakan elektabilitas tersebut masih dinamis. Terlebih Pilkada 2024 masih berlangsung dua bulan lagi atau pada Rabu, 27 November 2024.
“Kalau kita perhatikan memang ini jauh, tapi karena pilkada masih berlangsung 2 bulan lagi, maka kemungkinan dinamika politiknya bisa ada pergeseran nantinya, dan ini sangat mungkin,” tambahnya.
Ia juga beranggapan masa kampanye akan memengaruhi dinamika elektabilitas. Termasuk program yang ditawarkan dan performa para kandidat dalam debat terbuka yang bakal dilaksanakan KPU.
“Kalau pilkadanya kurang 1 minggu, 3 hari lagi misalnya ini sudah bisa diprediksi pemenangnya, tapi karena pilkada masih 2 bulan lagi dan kemungkinan ada berbagai macam variabel yang menyertai, misalnya bagaimana efektifitas solialisasi dan evaluasi kampanye kandidat nanti selama 2 bulan, bagaimana nanti performa debat secara terbuka,” jelasnya.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah