banner 728x250
Sosial  

Ziarah Ke Makam Mbah Bustam, Sekda Iswar Aminuddin: Jangan Lupakan Perjuangannya!

Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam, Jumat (4/8/2023) sore. (Foto: Dok. Pribadi)
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam, Jumat (4/8/2023) sore. (Foto: Dok. Pribadi)
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, beserta jajaran, berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam.
Sekda Iswar, berziarah ke makam Mbah Bustam pada Jumat (4/8/2023) sore, di TPU Bergota Kota Semarang, Jawa Tengah.
Diketahui, Mbah Bustam merupakan tokoh masyarakat, agamawan, sekaligus pemimpin Semarang, yang masa itu masih dalam lingkup administratif Kabupaten Semarang.

Dalam kepemimpinan pemerintahan, Mbah Bustam dikenal dengan gelar Adipati Surohadi Menggolo I.
Dalam sambutannya, Sekda Iswar, menyampaikan kegelisahannya soal banyaknya masyarakat saat ini, yang kurang pengetahuan tentang kesejarahan dan ketokohan di Semarang, termasuk Mbah Bustam.

Iswar menyebut, bahwa jasa Mbah Bustam sangat besar dalam membangun dan menata kehidupan masyarakat Semarang.
Selain itu, kata Iswar, Mbah Bustam, juga seorang wali atau waliyullah yang berpengaruh besar dalam sejarah perkembangan Islam, terutama di Semarang.

“Selama ini hanya dikenal “Gebyuran Bustaman,” hanya tau gule Bustaman. Masya Allah, hanya seperti itukah beliau, sehingga masyarakat lupa tentang perjuangan beliau,” ucapnya

TUTURPEDIA - Ziarah Ke Makam Mbah Bustam, Sekda Iswar Aminuddin: Jangan Lupakan Perjuangannya!
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam, Jumat (4/8/2023) sore. FOTO: Dok. Pribadi

“Hari ini saya mengajak untuk yuk kita bareng-bareng lagi, nguri-uri. Seorang tokoh di Semarang yang kita lupa,” sambung Iswar.
Menurutnya, merawat sejarah tentang perjuangan para tokoh, seperti Mbah Bustam, merupakan usaha untuk meneruskan perjuangan mereka.
Iswar menambahkan, dalam konteks pembangunan, tidak bisa selalu dimulai dari nol.

“Ini karena para tokoh pendahulu telah meletakkan dasar pembangunan untuk kemudian dilanjutkan generasi penerusnya,” ucapnya/
Ziarah tersebut, merupakan rangkaian kegiatan ziarah dan bersih-bersih makam Mbah Bustam, bersama pemuda Kota Semarang, dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Gerkan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang.
Ada pula, Youth Solidarity of Semarang, Yayasan Keluarga Sayyid Kramat Depok, dan Santri Ndalan Nusantara (SANDAL).
Banyak yang Tidak Tahu

Ketua PC GP Ansor Kota Semarang, Abdurrahman atau Gus Dora mengatakan, tak banyak masyarakat yang tahu keberadaan makam Mbah Bustam.

Padahal menurutnya, peran Mbah Bustam dalam sejarah Semarang, sangat besar.
Ia pun menyebut masa saat munculnya perjanjian Giyanti yang membagi wilayah kekuasaan Pakubuwono Solo dan Kraton Hamengkubuwono Jogjakarta.

Menurut catatan yang ia peroleh, perjanjian pembagian wilayah kesultanan tersebut, tidak lepas dari peran dua tokoh, yakni Mbah Bustam dan Mbah Depok, yang bergelar Raden Kertoboso.

“Sehingga karena beliau (Mbah Bustam) berhasil dibelah tugas sebagai Adipati di Semarang dengan gelar Surohadi Menggolo,” terang Gus Dora.
Ziarah dan bersih-bersih makam Mbah Bustam ini secara berurutan dilakukan dengan pembacaan doa dan tahlil, menabur bunga, dan membersihkan makam.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses