Jateng, Tuturpedia.com – Sebagian masyarakat Desa Karanganyar, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, meminta agar alat berat yang terus berjalan untuk mengerjakan perencanaan proyek pembangunan Bendungan Cabean berhenti sementara.
Usut tak usut, hal tersebut diduga buntut panjang dari adanya dugaan kurangnya keterbukaan informasi publik terkait anggaran dana, plang proyek, serta adanya dampak dari aktivitas perencanaan pembangunan Bendungan Cabean.
Maka dari itu, sebagian masyarakat Karanganyar melalui pengacaranya yaitu Danu Sukoco pada awak media Tuturpedia pun mengungkap keresahan tersebut.
Danu Sukoco atau disapa Danu, berpendapat jika anggaran yang digunakan itu adalah dana APBN maupun APBD, semestinya ada papan keterangan.
“Kemudian volume pekerjaan mulai kapan, itu harus ada. Lha sampai sekarang, dalam pekerjaan itu nggak ada kok. Terus juga harus ada tim direksinya juga di mana di dalam direksi tim, mestinya ada beberapa buku. Buku untuk pengawas, buku untuk masyarakat yang melihat atau biasa disebut buku tamu. Dan jika itu tidak terpenuhi, ada sesuatu hal yang dalam tanda kutip mungkin disembunyikan. Padahal kan saat ini sudah ada Undang-Undang Keterbukaan Publik, itu yang pertama,” ucapnya, Kamis (29/8/2024).
“Yang kedua, terkait dengan alat berat. Warga Desa Karanganyar harusnya kan diberitahu dengan adanya kedatangan alat berat, akan tetapi alat berat ketika datang terus mengerjakan, ini kan mengganggu aktivitas warga yang mau mencari rumput untuk pakan ternak jadi bingung, yang mau ke lahan pertanian juga bingung dan aktivitas lainnya juga bingung kan akhirnya kena dampaknya semua,” tuturnya.

Dengan banyaknya keresahan ini, kemudian pada Selasa (27/8/2024) kemarin, masyarakat berkumpul dan mendatangi lokasi untuk mempertanyakan kejelasan apa yang akan dilakukan pihak pelaksana atas dampak alat berat tersebut.
“Keinginan warga, itu iya, para pimpinan-pimpinan yang terkait proyek ini atau orang-orang yang punya kewenangan terkait proyek ini yakni Bendungan Cabean buat turun memberikan penjelasan langsung kepada warga, karena sampai saat ini pun warga tidak tahu apakah itu nanti ada ganti untung atau tidak, jadi warga resah,” ungkapnya.

Selain itu, beberapa tanah diduga milik pemkab provinsi, namun masyarakat resah lantaran merasa memiliki sertifikat tanah yang diakui.
“Lha makanya warga ini tadi itu minta kejelasan agar supaya lebih jelas. Tapi pihak pelaksana juga menyampaikan tidak punya kewenangan tentang itu. ‘Kalau warga memang menuntut seperti itu besok ya tak berhenti’. Lha keresahan ini tidak bisa terobati karena tanpa ada kejelasan,” lanjutnya.

Terlepas dari itu, ia mengatakan bahwa masyarakat setuju apabila ada pembebasan lahan untuk dijadikan perencanaan proyek pembangunan Bendungan Cabean.
“Kalau masyarakat setuju-setuju saja, tapi kan harus jelas dan jangan ada yang ditutup-tutupi. Pada intinya, kami berharap kepada pemangku kebijakan yang ada dan utamanya Bupati Blora untuk bersama-sama mencarikan jalan solusi. Jangan sampai kejengkelan warga ini berlarut-larut seperti api dalam sekam,” terangnya.
“Bahkan, di antara warga ada yang mengutarakan, seandainya tanahku dimiliki atau diakui dan tidak menjadi milikku, mati pun ditekati. Lha ini harus ada kejelasan dan perhatian dari pemerintah,” tambahnya.
Keterangan DPUPR Kabupaten Blora
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Samgautama Karnajaya melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Surat, menyampaikan kepada Tuturpedia bahwasanya dalam waktu dekat ini akan ada titik terang terkait pembebasan lahan.
“Berdasarkan informasi dari kepala pertanahan (ATR/BPN Kabupaten Blora), dalam waktu dekat ini akan ada titik terang terkait pembebasan lahan. Nanti pasti dijelaskan secara jelas dan gamblang. Dan kami memohon kepada masyarakat untuk bersabar,” pinta Surat.
Harapan Kepala Desa Karanganyar
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Karanganyar, Imam Widodo, saat dihubungi melalui sambungan pesan WhatsApp, berharap perencanaan proyek Bendungan Cabean dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan.
“Semoga proyek bendungan berjalan lancar, proses ganti untung segera dilaksanakan, besaran ganti untung memuaskan dan warga pun menjadi senang,” bebernya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Annisaa Rahmah















