banner 728x250

CEO Telegram, Pavel Durov Ditangkap di Prancis! Apa Alasannya?

Alasan CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis. Foto: instagram.com/durov
Alasan CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis. Foto: instagram.com/durov
banner 120x600

Tuturpedia.com – Media Prancis mengatakan Pavel Durov, salah satu pendiri dan kepala eksekutif layanan pesan Telegram, ditangkap dan ditahan pada hari Sabtu (24/8/2024).

Agen penegak hukum menyampaikan bahwa Durov ditangkap di Bandara Le Bourget di luar Paris, tempat dia tiba dengan jet pribadinya dari Azerbaijan.

OFMIN Prancis, sebuah kantor yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Durov dalam penyelidikan awal atas dugaan pelanggaran termasuk penipuan, perdagangan narkoba, penindasan maya, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme. 

Saat ini, Durov diketahui tengah melalui proses penyelidikan untuk memeriksa apakah Durov menolak bekerja sama dengan penegak hukum atas berbagai masalah termasuk penipuan dunia maya dan penyebaran pornografi anak di Telegram.

Atas penangkapan tersebut, perusahaan Telegram mengatakan pihaknya mematuhi Undang-Undang Uni Eropa dan moderasinya sesuai dengan standar industri yang meningkat.

“CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian di Eropa. Tidak masuk akal untuk mengeklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” jelas Telegram.

Pavel Durov, miliarder kelahiran Rusia berusia 39 tahun, memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab yang merupakan tempat ia menjalankan Telegram, layanan pesan yang berbasis di Dubai dengan hampir 1 miliar pengguna global.

Durov juga dikenal sebagai “Mark Zuckerberg dari Rusia” karena pada tahun 2007 mendirikan VKontakte, sebuah situs peniru Facebook yang menjadi jejaring sosial paling populer di negara itu.

Pada tahun 2013, Durov dan saudaranya, Nikolai, meluncurkan Telegram. Pavel Durov melarikan diri dari Rusia setahun kemudian setelah penolakannya untuk menyerahkan data pengguna VK di Ukraina kepada pihak berwenang Rusia.

Kedubes Rusia Minta Akses Bertemu Durov

Penahanan Durov, diperpanjang hingga Minggu (25/8/2024) malam oleh hakim investigasi yang menangani kasus tersebut. Masa penahanan awal untuk dimintai keterangan ini bisa berlangsung paling lama 96 jam.

Ketika fase penahanan ini berakhir, hakim kemudian dapat memutuskan untuk membebaskannya atau mengajukan tuntutan dan mengembalikannya ke tahanan lebih lanjut.

Kedutaan Besar Rusia di Paris menyebutkan pihaknya meminta akses ke Durov namun tidak mendapat tanggapan dari Prancis dan mengatakan “pihak Prancis menolak bekerja sama”.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menuturkan bahwa Moskow telah meminta akses konsuler, namun karena Durov juga memiliki kewarganegaraan Prancis, “Prancis menganggap itu adalah kewarganegaraan utamanya”.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah