Tuturpedia.com – Seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, ditemukan tewas di kamar kosnya.
Dikutip Tuturpedia.com, Kamis (15/8/2024), mahasiswi berinisial ARL Ini diduga bunuh diri lantaran tak kuat menahan bullying (perundungan). Berikut 5 fakta kasus kematiannya.
1. Viral di Media Sosial X
Kasus kematian mahasiswi PPDS Undip ini pertama kali diungkapkan oleh salah satu pengguna X @bambangsuling11 pada Rabu (14/8/2024).
Ia mengungkapkan bahwa korban diduga bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat ke tubuhnya sendiri.
Namun ada indikasi bahwa kasus ini ditutupi dengan menyebut korban meninggal lantaran sakit saraf kejepit.
“TW: Bundir Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bundir dengan cara suntikkan obat ke tubuh. Diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS Anestesi Undip Semarang. Mohon bantuan RT-nya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dngan menyebut korban sakit saraf kejepit,” tulis akun @bambangsuling11.
Kontan saja kasus ini viral dan mendapatkan banyak perhatian dari warganet tak sedikit juga yang mengomentari soal kasus bullying yang terjadi di instansi rumah sakit tersebut.
2. Kronologi
Korban ditemukan tewas di kamar kos di Jalan Lempongsari Kota Semarang, Senin (12/8/2024). Kronologi kejadian bermula saat kekasih korban curiga lantaran ARL tak bisa dihubungi.
Akhirnya kekasih ARL itu pun mengecek kamar kos karena khawatir.
Namun kamar kos itu terkunci dan sempat mengira ARL tak ada di kosan. Namun ketika dicek ke dalam kamar oleh sang ibu kos dengan membuka pintu menggunakan kunci cadangan, korban ditemukan sudah tidak bernyawa.
3. Kondisi Wajah Korban Kebiruan
Ketika ditemukan tak bernyawa di dalam kamar kosnya, wajah korban diketahui berwarna kebiruan dengan posisi miring seperti orang tertidur.
Dokter yang dipanggil polisi untuk memeriksa korban mengatakan jika ARL meninggal karena obat pelemas otot yang disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.
4. Buku Harian Berisi curhatan
Menurut Kompol Agus Hartono, pihaknya menemukan buku harian milik korban di dalam kamar kosnya.
Adapun buku harian tersebut rupanya berisi curhatan ARL tentang beratnya menjadi mahasiswa kedokteran. Ia juga sempat menyinggung soal seniornya dan mengatakan ingin resign dalam buku tersebut.
5. Kemenkes Menghentikan Program PPDS Anestesi Undip Sementara
Terkait kasus kematian mahasiswi PPDS Undip ini, Kementerian Kesehatan pun membuat tindakan cepat dengan menghentikan sementara program studi anestesi FK Undip di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.
Dihentikannya program ini bertujuan untuk melakukan investigasi terhadap pihak kampus dan rumah sakit tempat korban menempuh pendidikan.
“Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP Dr. Kariadi yang menyebabkan terjadinya bunuh diri, pada salah satu peserta didik Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro. Maka disampaikan kepada saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP. Penghentian program studi sementara tersebut terhitung mulai tanggal surat ini dikeluarkan,” pernyataan resmi dari Kemenkes RI.
Itu dia 5 fakta kasus kematian mahasiswi PPDS Undip yang diduga bunuh diri lantaran tak kuat menahan bullying dari seniornya.
CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk melakukannya, segera hubungi psikolog atau psikiater terdekat.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah