Semarang, Tuturpedia.com – Dalam upaya mengenalkan dunia pertanian modern kepada generasi muda, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengadakan acara “Jambore Petani Cilik dan Remaja” di Agro Purwosari, Mijen pada Sabtu (10/8/2024).
Sebanyak ratusan siswa SD dan SMP terlihat antusias mengikuti dan belajar mengenai pertanian masa depan berbasis teknologi hingga bagaimana proses pengolahan makanan produk pertanian.
Hevearita Gunaryanti Rahayu selaku Wali Kota Semarang pun hadir dalam acara tersebut, ia mengutarakan pentingnya mengenalkan profesi petani dengan cara yang menarik kepada generasi milenial.
“Hari ini sangat luar biasa karena ada kegiatan yang ingin menumbuhkan cinta untuk menjadi petani. Bagaimana petani-petani ini jangan dibayangkan seperti petani zaman dulu atau kolonial. Namun, adik-adik ini adalah generasi yang sudah memakai teknologi atau modernisasi pertanian,” ucap Hevearita Gunaryanti alias Mbak Ita.
Mbak Ita kemudian mengatakan kepada jajarannya, termasuk para guru bahwa pendidikan terkait pertanian mesti dilakukan berkelanjutan, tidak hanya melalui acara seperti ini saja, tetapi juga lewat kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kita harus memberikan edukasi kepada anak-anak. Edukasi seperti ini jangan sekali saja, harus berkelanjutan. Di masa depan, kita diharapkan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk BRIN dan BRIDA,” tuturnya.
Mbak Ita juga mencontohkan kisah inspiratif petani milenial bernama Sandi Febrianto, ia mengembangkan Sandi Buana Farm di kawasan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Semarang sejak tahun 2019.
Sandi mengelola lahan hidroponik guna budi daya selada di Gunungpati, hingga berhasil membuktikan bahwa menjadi petani modern bisa menghasilkan keuntungan besar.
“Sekarang menjadi petani selada itu nggak susah. Nanamnya itu cuma berdiri saja, pindahin bibit-bibit dari lubang hidroponik pindah ke tempat satunya lagi. Penghasilannya banyak sekali, sampai puluhan juta,” imbuh Mbak Ita.
Di sisi lain, Sandi berpesan kepada para siswa bahwa profesi petani termasuk masa depan yang menjanjikan.
“Jadi adik-adik jangan pernah malu bertani, karena pertanian itu adalah masa depan kita,” kata Sandi.
Sandi bahkan menawarkan para peserta jambore untuk berkemah di Sandi Buana Farm supaya bisa belajar lebih jauh tentang pertanian modern seperti hidroponik.
Jambore petani cilik tersebut diselenggarakan selama dua hari sejak Sabtu (10/8/2024) sampai Minggu (11/8/2024). Siswa diajak melakukan sejumlah kegiatan seperti perkemahan jambore, pemilihan duta petani cilik, gelar produk urban farming, fun cooking, fun painting, pelatihan tanaman buah dalam pot, hingga gelar teknologi tepat guna.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Annisaa Rahmah













