banner 728x250

PBB Pecat 9 Staf UNRWA yang Diduga Terlibat dengan Serangan 7 Oktober 2023

PBB sebut memiliki bukti atas pemecatan 9 staf UNRWA. Foto: pixabay.com/clker-free-vector-images
PBB sebut memiliki bukti atas pemecatan 9 staf UNRWA. Foto: pixabay.com/clker-free-vector-images
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa sembilan pegawai badan pengungsi Palestina (UNRWA) yang mungkin terlibat dalam serangan Sabtu, 7 Oktober 2023 di Israel Selatan oleh Hamas telah dipecat.

Juliette Touma, selaku Direktur Komunikasi UNRWA mengatakan kelompok yang terdiri dari sembilan staf PBB yang diumumkan telah dipecat pada hari Senin (5/8/2024) mencakup beberapa dari masing-masing kelompok, kata.

Kantor Sekretaris Jenderal PBB mengumumkan langkah tersebut dalam pernyataan singkat kepada wartawan. Farhan Haq, wakil juru bicara sekretaris jenderal, tidak menguraikan kemungkinan peran staf UNRWA dalam serangan itu atau bukti-bukti yang mendorong keputusan tersebut.

“Kami memiliki informasi yang cukup untuk mengambil tindakan yang kami ambil, yaitu pemusnahan sembilan orang ini,” kata Farhan Haq pada hari Senin (5/8/2024).

Sebelum ini, UNRWA telah memecat 12 stafnya dan memberikan tujuh staf cuti administratif tanpa bayaran atas klaim tersebut. Namun, setelah pemecatan sembilan orang di bulan Agustus ini, PBB tidak mengklarifikasi berapa banyak orang yang telah dipecat dari badan tersebut.

Dikutip dari laman NPR, Rabu (7/8/2024), diketahui pihak pengawas internal PBB telah menyelidiki badan tersebut sejak Israel pada bulan Januari yang menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, di mana militan membunuh 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya.

“Dalam satu kasus, OIOS tidak memperoleh bukti untuk mendukung tuduhan keterlibatan anggota staf,” ujar Haq.

Kesalahan tuduhan Israel mengenai keterlibatan staf UNRWA pada serangan 7 Oktober 2023 itu awalnya menyebabkan negara-negara donor utama menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA. Hal ini menyebabkan krisis uang tunai sekitar $450 juta dolar. Sejak itu, semua negara donor kecuali AS telah memutuskan untuk melanjutkan pendanaan.

Namun, kali ini PBB menyebutkan Office of Internal Oversight Services (OIOS) telah menemukan beberapa bukti bahwa anggota staf UNRWA terlibat dalam serangan tersebut. 

“Sementara dalam sembilan kasus lainnya, bukti yang diperoleh OIOS tidak cukup untuk mendukung keterlibatan anggota staf. Bukti yang diperoleh OIOS menunjukkan bahwa anggota staf UNRWA mungkin terlibat dalam serangan bersenjata pada tanggal 7 Oktober.” kata Haq.

Meskipun begitu, UNRWA membantah berkolaborasi dengan Hamas. Badan tersebut mengatakan bahwa lebih dari 200 staf UNRWA telah terbunuh, dan 190 instalasi badan tersebut telah rusak selama perang, termasuk sekolah-sekolah yang dikelola PBB yang telah diubah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Palestina.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah