Tuturpedia.com – Selain kekurangan asupan vitamin dan mineral, ternyata ada juga risiko konsumsi vitamin terlalu banyak, lho!
Hal itu bisa terjadi ketika kamu mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Yang tujuan awalnya untuk mencukupi kebutuhan harian, bisa jadi malah kelebihan.
Lantas, seperti apa ya gejala kebanyakan konsumsi vitamin? Dan apa dampaknya? Cari tahu infonya di bawah ini yuk Tuturpedians!
Gejala dan Dampak Kebanyakan Konsumsi Vitamin
1. Vitamin A dan beta-karoten.
Vitamin A adalah jenis vitamin yang dibentuk oleh beta-karoten. Jika kamu asupan keduanya terlalu banyak, gejala yang bisa timbul contohnya:
- Pusing.
- Lekas marah.
- Mual dan muntah.
Konsumsi vitamin A yang terlalu tinggi juga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru serta risiko kematian secara menyeluruh.
2. Kalsium.
Hypercalcemia adalah kondisi ketika seseorang mengasup terlalu banyak kalsium, yang bisa ditunjukkan lewat:
- Mulan dan muntah.
- Kebingungan.
- Rasa gatal.
- Detak jantung tak teratur.
Lebih lanjut lagi, asupan kalsium yang terlalu banyak juga bisa merusak organ ginjal dan meningkatkan pH darah.
3. Asam folat.
Asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9. Meskipun cukup sulit mendapatkan asupan vitamin B9 tanpa suplemen, justru karena itulah kamu bisa mengonsumsinya dalam jumlah yang terlalu banyak.
Asupan asam folat yang terlalu tinggi bisa ditunjukkan lewat gejala:
- Kembung.
- Hilang nafsu makan.
- Mual dan muntah.
4. Zat besi dan tembaga.
Zat besi punya peran penting dalam pola makan, dan terutama berdampak pada siklus haid serta kehamilan.
Maka dari itu, wanita yang sudah menginjak masa menopause memiliki kebutuhan zat besi yang lebih rendah.
Akan tetapi, wanita menopause terkadang masih mengonsumsi suplemen zat besi dan tembaga, yang berujung pada jumlah asupan yang lebih tinggi.
Secara umum, gejala konsumsi zat besi dan tembaga yang terlalu tinggi pada semua orang meliputi:
- Sembelit.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut.
- Diare.
Melansir dari Cleveland Clinic pada Jumat (26/7/2024), ada satu studi yang mengaitkan kelebihan zat besi dan tembaga dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer dan jantung.
Selain itu, asupan zat besi yang terlalu tinggi juga dapat memicu tekanan darah rendah, gagal hati, koma, hingga kematian.
5. Vitamin B3.
Kelebihan konsumsi vitamin B3 alias niacin rupanya dapat menyebabkan gejala-gejala berikut:
- Kulit memerah dan gatal.
- Tekanan darah tinggi.
- Rasa sakit di perut.
- Gangguan penglihatan.
- Kerusakan organ hati (liver).
6. Vitamin B6.
Dosis vitamin B6 yang terlalu tinggi dapat memicu:
- Ataxia, atau kondisi ketika seseorang kehilangan kendali atas pergerakan tubuhnya.
- Mual dan muntah.
- Heartburn.
- Sensitif terhadap cahaya.
Selain itu, asupan vitamin B6 yang terlalu tinggi juga dapat memicu kerusakan saraf yang parah.
7. Vitamin C.
Asupan vitamin C terlalu banyak, terutama dari suplemen, bisa memicu gejala sebagai berikut:
- Diare.
- Sakit kepala.
- Heartburn.
- Mual dan muntah.
Sebuah studi juga menunjukkan bahwa pria yang rutin mengonsumsi pil vitamin C berisiko lebih tinggi mengalami batu ginjal.
8. Vitamin D.
Kelebihan asupan vitamin D berkaitan erat dengan penumpukan kalsium di dalam darah, alias hypercalcemia yang sudah disinggung sebelumnya.
Sedangkan gejala kelebihan vitamin D seperti:
- Sering kencing.
- Mual dan muntah.
- Rasa lemas.
- Penurunan berat badan.
Selain itu, jumlah vitamin D yang berlebih juga dapat menyebabkan penumpukan kalsium yang memicu kerusakan jantung dan potensi aritmia.
9. Vitamin E.
Kecil kemungkinan kamu bisa kelebihan konsumsi vitamin E, terutama jika kamu hanya mendapatkannya dari makanan seperti sayuran hijau dan kacang.
Sementara jika kamu mengonsumsi suplemen vitamin E, tubuh akan menyimpan kelebihannya di dalam jaringan dan organ hati.
Kelebihan vitamin E bisa menyebabkan pembekuan darah, pendarahan, hingga strike akibat pendarahan.
10. Zinc.
Setiap orang sebenarnya hanya butuh sedikit saja asupan zinc setiap harinya. Jika kelebihan, gejala yang bisa timbul meliputi:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Kram perut.***
Penulis: K Safira.
Editor: Annisaa Rahmah.