Tuturpedia.com – Erik ten Hag mengungkapkan bahwa ia sempat mengonfrontasi petinggi MU bulan lalu sebelum kontraknya akhirnya diperpanjang satu tahun, dalam wawancaranya dengan media Belanda, Algemeen Dagblad.
Sebelumnya, kontrak Ten Hag bersama MU hanya tersisa satu tahun sampai 2025. Sang pelatih pun dirumorkan terancam didepak setelah hasil mengecewakan di Liga Inggris lantaran hanya sanggup finish di peringkat delapan begitu musim 2023/24 berakhir.
Hanya saja, keberhasilan Ten Hag mempersembahkan trofi juara FA Cup bagi MU tampaknya menjadi alasan mengapa petinggi klub memutuskan untuk mempertahankan pelatih asal Belanda itu.
Apalagi, kemenangan 2-1 di final atas Man City di Wembley pada akhir Mei kemarin berarti Setan Merah bisa lolos ke Liga Europa.
“Argumen yang mereka (MU) berikan hanyalah ‘Kami sudah menilik semuanya dan merangkai segalanya, namun kami rasa kami telah memiliki manajer terbaik’,” tutur Ten Hag.
“Kemudian saya berkata, ‘Kalau begitu kita perlu mendiskusikan beberapa hal, soal bagaimana kita berinteraksi dan berkolaborasi’. Jujur, percakapan kami jujur namun juga konfrontatif, seperti yang semestinya di jajaran puncak,” sang pelatih menjelaskan.
Ketika rumor pemecatan Ten Hag kian santer terdengar, sejumlah nama dikabarkan telah masuk daftar klub sebagai calon pengganti mulai musim panas ini. Konon, Mauricio Pochettino, Kieran McKenna, dan Thomas Tuchel masuk dalam daftar tersebut.
Hanya saja, seperti yang sudah diketahui Setan Merah akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan pelatih asal Belanda itu di Old Trafford dengan memperpanjang kontraknya selama 12 bulan. Dengan begitu, kontrak Ten Hag berlangsung sampai tahun 2026.
Meskipun sudah mendapatkan dukungan dari klub, Ten Hag tetap bersikeras bahwa keputusan soal posisinya sebagai pelatih utama bukan hanya di tangan klub.
“Saya memberikan visi saya terkait musim ini, soal situasi di United. Dan saya mengindikasikan jalan mana yang perlu kami ambil berdasarkan opini saya. Anda harus sangat jujur satu sama lain soal itu,” tegas Ten Hag, menegaskan pentingnya pelatih dan klub berada di jalan yang sama.
“Saya juga bilang ke mereka, ‘Jika Anda pikir ini bukanlah jalannya, maka kita harus berpisah jalan’,” tandasnya.***
Penulis: K Safira.
Editor: Annisaa Rahmah.