Tuturpedia.com – Federal Bureau of Investigation (FBI) berhasil mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, lelaki penembak Donald Trump pada saat kampanye hari Sabtu (13/7/2024) kemarin.
Penyelidikan penembak Trump tersebut dilakukan atas perintah dari Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden. Ia memerintahkan penyelidikan oleh penegakan hukum federal terhadap percobaan pembunuhan mantan Presiden Donald Trump harus dilakukan secara menyeluruh dan cepat.
“Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini, atau kekerasan apa pun. Upaya pembunuhan bertentangan dengan apa yang kita perjuangkan sebagai sebuah bangsa, semuanya, itu bukan siapa kita sebagai sebuah bangsa. Itu bukan Amerika dan kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi,” katanya.
Hasil Identifikasi FBI atas Thomas Matthew Crooks
FBI berhasil mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun sebagai tersangka dalam percobaan pembunuhan mantan Presiden AS Donald Trump pada kampanye di Butler County, Pennsylvania. Crooks sendiri tewas di tangan Polisi Rahasia (Secret Service) setelah beberapa detik ia menembakkan pelurunya ke arah Trump.
Crooks merupakan lulusan sekolah Bethel Park High School di tahun 2002. Diketahui ia tinggal sekitar satu jam dari tempat penembakan terjadi di Butler.
Catatan pemilih di negara bagian menunjukkan bahwa Crooks terdaftar sebagai sebagai anggota Partai Republik dan pemilu di bulan November mendatang juga menjadi pemilu pertama baginya.
Pada saat penembakan. Crooks terlihat berbaring tengkurap di atap dengan senapan AR-15 di tangan. Pria berambut cokelat tersebut terlihat sangat berhati-hati untuk menentukan target dari jauh sebelum menarik pelatuknya.
Selain itu, Crooks juga diketahui membawa bahan peledak di mobilnya. Dikutip Tuturpedia dari laman Al Jazeera, Senin (15/7/2024), informasi tersebut didapatkan dari orang-orang yang tidak disebutkan namanya dan mengatakan bahwa bahan peledak ditemukan di dalam mobil, yang diparkir di dekat tempat rapat Trump.
Polisi menerima beberapa laporan mengenai paket mencurigakan di dekat tempat penembak berada. Sehingga Polisi terus berupaya memastikan lokasi kejadian tetap aman hingga malam hari.
FBI masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif Crooks atas serangan yang terjadi beberapa bulan sebelum pemilihan presiden. Sejauh ini, pemeriksaan DNA Crooks masih terus dilakukan untuk mendapatkan informasi biometrik.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.