Tuturpedia – Dua turis asal Turki ikut menyaksikan pelaksanaan kegiatan Kirab Pusaka yang diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu (19/7/2023) malam.
Kedua remaja putri itu terlihat sangat antusias saat menunggu arak-arakan kebo bule dan benda pusaka di depan Keraton Kasunanan.
Meyyea, salah satu wargaTurki, mengaku dirinya bersama temannya sedang melakukan traveling di Indonesia. Mereka berada di acara ini lantaran mendengar kabar dari teman warga negara Indonesia.
“Kami, bisa di sini karena teman kami memberi kabar adanya culture event (acara budaya) saat tadi pagi,” tuturnya kepada Tuturpedia.com saat diwawancarai.
Ia merasa bahagia dengan pelaksanaan acara Kirab Pusaka ini. Karena, dengan acara ini masyarakat bisa berkumpul bersama-sama merayakan kebahagiaan.
“Sangat menyenangkan bisa melihat orang-orang kompak dapat merayakan sesuatu bersama-sama,” katanya.
Senada dengan itu, Aysea menilai, hari kebahagiaan ini milik bersama dan merupakan sikap toleransi yang tinggi. Sebab, semua orang dengan latar belakang agama yang berbeda dapat merayakannya bersama-sama.
“Tidak hanya orang muslim saja, namun dari semua agama bertemu bersama-sama di sini,” ucapnya.
“Oleh karena itu, sungguh sangat menyenangkan bisa melihat pertemua mereka dalam melaksanakan culture event bersama,” sambungnya.
Namun demikian, alasan keduanya datang menghadiri acara Kirab Budaya ini lantaran ingin mempelajari budaya Indonesia lebih mendalam. Selain itu, mereka juga ingin mengeksplorasi wisata dan budaya lokal.
“Ini pertama kalinya kami di sini. Dan kami ingin mengenal kultur Indonesia. Di sisi lain, kami ingin mempelajarinya lebih dalam. Tentunya, kami juga ingin mengeksplorasi berbagai hal lokal di sini,” ujarnya.
Sebagai informasi, acara Kirab Pusaka ini dilaksanakan pada malam 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram.
Kegiatan ini dirayakan dengan sebuah tradisi turun temurun, yakni melakukan kegiatan melaku, topo, bisu atau berjalan dengan berdiam diri mengelilingi beberapa rute yang ditentukan.
Perjalanan keliling tersebut dilaksanakan dengan iring-iringan kebo bule, benda pusaka, dan personil keraton.
Kontributor Jakarta: Al-Afgani Hidayat