banner 728x250
Event  

Peluncuran FFI 2024, Komite FFI Umumkan Tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia

TUTURPEDIA - Peluncuran FFI 2024, Komite FFI Umumkan Tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia
Komite FFI umumkan tema FFI 2024. Foto: Official FFI
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Komite FFI periode 2024–2026 yang baru saja terpilih dan diketuai Ario Bayu mengumumkan tema perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2024 pada 22 April 2024.

Tema yang diusung untuk FFI 2024 adalah “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia.” Merandai memiliki makna mengarungi, menjelajahi.

Melalui tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia,” FFI 2024 diharapkan dapat menjadi ruang yang terus menghidupkan kolaborasi berlandaskan semangat kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.

Cakrawala sinema Indonesia terus-menerus meluas sebagai buah dari pergulatan insan film maupun perkembangan lingkungan global yang melingkupinya.

Dengan demikian, perjalanan merandai (menjelajahi) cakrawala sinema Indonesia demi meraih kesempurnaan dan keunggulan tersebut harus dibingkai dengan upaya menangguk kearifan masa lalu, memeluk masa kini, dan membentuk masa depan.

Dalam peluncuran FFI 2024 itu juga sekaligus diperkenalkan kepengurusan baru Komite FFI periode 2024–2026, yang diketuai oleh Ario Bayu.

Untuk diketahui, Komite FFI 2024–2026 adalah Ario Bayu (Ketua Komite), Prilly Latuconsina (Ketua Pelaksana), Budi Irawanto (Ketua Bidang Penjurian), Mandy Marahimin (Ketua Sekretariat), Gita Fara (Ketua Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha), Pradetya Novitri (Ketua Bidang Acara), Nazira C. Noer (Ketua Humas Acara), dan Michael Ratnadwijanti (Ketua Humas Penjurian).

Bidang-bidang di kepanitiaan sendiri, diisi oleh para profesional yang mempunyai rekam jejak dan capaian pada profesinya masing-masing yang terkait erat dengan dunia film.

Komite FFI 2024–2026 juga berkomitmen untuk mendorong proses kolaborasi sehingga dapat menemukan peluang dan potensi baru di industri film Indonesia.

Kolaborasi ini menjadi jiwa dan landasan utama bagi FFI 2024, juga bisa menjadi kunci untuk meningkatkan industri perfilman Indonesia di mata dunia.

Dalam keterangan persnya, Ario Bayu selaku Ketua Komite FFI 2024–2026 menyampaikan tema FFI tahun ini diharapkan dapat menjadi representasi sinema Indonesia sekaligus konteks bagi mekarnya ekosistem perfilman Indonesia.

“Sinema Indonesia tak pernah berhenti pada titik tertentu, alih-alih terus menjelajahi kekayaan tematik, batas-batas artistik, dan kepelikan teknis yang ditawarkan oleh teknologi. Inilah sesungguhnya yang menjadi cakrawala atau horizon sinema Indonesia sekaligus konteks bagi mekarnya ekosistem perfilman Indonesia,” ucapnya.

“Melalui tema ‘Merandai Cakrawala Sinema Indonesia’ Komite ingin FFI 2024 menggerakkan arah sinema ke depan, sekaligus belajar dari sejarah masa lalu sinema kita, dan terbuka dengan semua kemungkinan potensi baru dalam perkembangannya saat ini,” lanjut Ario Bayu.

Sebagai informasi, pada penyelenggaraan FFI 2024, sistem penjurian ‘hibrid’ yang mengkombinasikan penilaian kuantitatif (lewat pemungutan suara) dan penilaian kualitatif (lewat diskusi) akan dipertahankan.

Sistem penjurian ini dirasa cukup komprehensif, representatif, dan partisipatif yang melewati sejumlah tahapan mulai dari tahap rekomendasi oleh asosiasi profesi perfilman, tahap nominasi oleh Akademi Citra (insan film peraih Piala Citra) hingga tahap penentuan pemenang oleh Dewan Juri Akhir yang merepresentasikan profesional/pembuat film dan mereka yang menjadi bagian dari ekosistem perfilman dengan beragam latar profesi.

Publik juga akan terlibat yang difasilitasi oleh teknologi internet untuk mengungkapkan preferensinya terhadap film Indonesia.

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024–2026, Budi Irawanto menyampaikan bahwa sistem penjurian yang melibatkan asosiasi profesi dan Akademi Citra tersebut menjunjung prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap profesionalisme serta dedikasi para insan film.

“Dengan demikian, sistem penjurian yang melibatkan asosiasi profesi dan Akademi Citra tersebut menjunjung prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap profesionalisme serta dedikasi para insan film,” ucap Budi.

“Sementara itu, peran Dewan Juri Akhir dalam penentuan pemenang menempatkan film sebagai produk budaya yang dinilai secara kualitatif. Sedangkan keterlibatan publik bisa menumbuhkan partisipasi serta perluasan apresiasi terhadap film Indonesia,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Anggota Dewan Juri Akhir nantinya akan dipilih oleh Komite FFI 2024–2026 berdasarkan masukan dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman. Ikuti informasi terbaru Festival Film Indonesia 2024 melalui kanal media sosial resmi FFI di Instagram @festivalfilmid dan situs resmi di festivalfilm.id.***

Penulis: Rizal Akbar 

Editor: Nurul Huda