banner 728x250
News  

Status Gunung Ruang Turun Menjadi Siaga, BNPB: Evakuasi Tetap Penting!

TUTURPEDIA - Status Gunung Ruang Turun Menjadi Siaga, BNPB: Evakuasi Tetap Penting!
BNPB imbau warga tetap waspada meski status Gunung Ruang turun. Foto: Laman Magma ESDM
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Dalam jangka waktu 20 hari, Gunung Ruang yang terletak di Sulawesi Utara telah mengalami erupsi sebanyak 10 kali. Erupsi disertai dengan suara gemuruh dan getaran yang terasa hingga ke Pos Pengamatan Gunung Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang.

Pada Kamis (18/4/24) status Gunung Ruang sempat naik menjadi Siaga menjadi level IV atau Awas. Namun, mulai senin (22/4/24) pagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan penurunan status Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, dari sebelumnya level Awas kini menjadi Siaga. 

Menurut Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, mengatakan pada status ini potensi bahaya saat ini berupa erupsi skala kecil dengan sebaran material erupsi terbatas di sekitar puncak. Selain itu, pasca erupsi sebelumnya penumpukan material pada lereng atas bagian timur juga berpotensi menjadi guguran atau longsoran batuan.

Sementara itu, jarak aman juga berkurang menjadi empat kilometer dari pusat kawah aktif.  Masyarakat masih terus diimbau untuk menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik. 

BNPB tegaskan evakuasi masih harus dilakukan

Meskipun status Gunung Ruang sudah berganti menjadi Siaga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan evakuasi terhadap warga masih perlu dilakukan. 

Menurut Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan mengatakan turunnya status Gunung Ruang bukan berarti kondisi sudah aman, PVMBG tetap memberikan rekomendasi agar tidak ada aktivitas pada radius empat kilometer dari pusat kawah aktif gunung berapi itu.

Terlebih, sebelumnya pihak PVMBG mengatakan jika terdapat sebaran dioksida atau SO2 yang menyebar luas ke atmosfer akibat letusan besar Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Meskipun saat ini persebaran dioksida semakin berkurang. 

“Skenario ini menjadi penting jika erupsi sewaktu-waktu terjadi lagi maka kemana jalurnya untuk evakuasi dan penyelamatan termasuk membaca arah angin sudah dipahami dengan betul,” ungkap Lilik, Jakarta, Senin (22/4/24).

Menurutnya, dengan adanya potensi bahaya erupsi yang masih bisa diprediksi, pembuatan skenario evakuasi penyelamatan ini dilakukan tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

Selain itu, pihaknya juga akan tetap berkoordinasi dan patuhi setiap rekomendasi yang diterbitkan oleh PVMBG maupun BMKG.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda