Tuturpedia.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengeluarkan peringatan tsunami akibat erupsi eksplosif Gunung Ruang.
Dikutip Tuturpedia.com, Kamis (18/4/2024), sebelumnya, Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara mengalami erupsi pada Rabu (17/4/2024) malam.
Tercatat sejak Rabu (17/4/2024) pukul 21.00 WITA, Kemen ESDM resmi menaikkan level Gunung Ruang menjadi level 4 atau berstatus awas.
Peningkatan status dilakukan berdasarkan pada hasil pemantauan visual maupun instrumental yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di Gunung Ruang.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengumumkan adanya potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah pesisir.
Oleh karena itu, masyarakat yang berada di Pulau Tagulandang, khususnya yang tinggal di dekat pantai diimbau supaya lebih waspada akan potensi gelombang tsunami.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
“Waspada gelombang tinggi dampak erupsi Gunung Ruang bagi masyarakat di wilayah pantai Pulau Tagulandang, Biaro, Pulau Siau, dan Pantai Minahasa Utara,” kata Daryono.
Dampak Erupsi Gunung Ruang
Daryono menyebutkan jika dampak dari erupsi Gunung Ruang ialah adanya peningkatan gelombang yang berpotensi tsunami.
Berkaitan dengan tsunami tersebut, ada banyak penyebabnya, salah satunya yakni adanya fenomena flank collapse atau runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung ke laut.
“(Potensi tsunatamanya terjadi fenomena flank collapse atau runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung,” ujar Daryono, Kamis (18/4/2024) pagi.
Kemudian, selain itu, potensi tsunami juga bisa terjadi lantaran adanya kontak magma dengan air laut atau kontak awan panas dengan muka air laut.
Sebelumnya diketahui, aktivitas Gunung Ruang sempat menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 25 meter pada tahun 1871.
Hingga saat ini, BMKG masih terus melakukan monitoring terkait muka air laut di sekitar Gunung Ruang.
Adapun, hasilnya menunjukkan tidak ada anomali muka laut sebagai indikasi peringatan tsunami non seismic.
“BMKG fokus hal ini semalam karena history-nya Gunung Ruang ini maka kita tak berkedip memonitor muka laut di sekitar Gunung Ruang. Menggunakan peralatan Tide Gauge milik Badan informasi Geospasial (BIG) dan Automatik Weather System Maritim BMKG, kita terus pantau. Alhamdulillah tidak menunjukkan adanya anomali muka laut sebagai indikasi warning tsunami non-seismik,” papar Daryono.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.