Tuturpedia.com – Setelah sempat berstatus Siaga III (Waspada), Gunung Ruang yang terletak di Kab/Kota Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara naik statusnya menjadi Siaga level IV atau Awas.
Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Erupsi eksplosif itu menimbulkan suara gemuruh, gempa, dan kilatan petir vulkanik.
“Saat ini kekuatan erupsi Gunung Ruang semakin besar dan sudah mengeluarkan awan panas lebih kurang 1,7 kilometer,” kata Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, Jakarta, Rabu (18/4/24) malam.
Selain itu, PVMBG mencatat jumlah kegempaan di Gunung Ruang sebanyak 1.439 kali gempa vulkanik dalam, 569 kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa tektonik lokal, dan 167 kali gempa tektonik jauh.
Kenaikan aktivitas Gunung Ruang yang signifikan ini, mengakibatkan PVMBG memberikan peringatan tsunami setelah serangkai erupsi eksplosif yang disertai awan panas terjadi di Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
“Masyarakat di Pulau Tagulandang khususnya yang bermukim di dekat pantai agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas, dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut,” kata Hendra.
Sementara itu, di akun FPMKI @InfoFPMKI terlihat rumah warga yang berlokasi di Tagulandang mengalami hujan batu setelah erupsi terjadi pada Kamis (18/4/24) dini hari.
“Jalanan dipenuhi dengan batu dan pasir. Atap rumah hampir semua bocor terkena batu. Kepada pemerintah Sulut dan khususnya pemerintah Kab.Sitaro. Mohon bantuan terpal diperlukan tuk jadikan tempat berlindung lokasi kelurahan Balehumara,lingkungan 5. Kampung islam” tulis akun @InfoFPMKI, Kamis (18/4/24).
Atas adanya peningkatan aktivitas dan status Gunung Ruang, BPBD Sumatera Selatan memperingatkan masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan diminta agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius empat kilometer dari pusat kawah aktif.
Masyarakat di sekitar Gunung Ruang juga diharapkan tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas melalui aplikasi MAGMA Indonesia.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda















