Tuturpedia.com – Publik tengah dihebohkan dengan kasus korupsi yang menyeret Harvey Moeis, suami dari artis Sandra Dewi.
Sebagai istri, nama Sandra Dewi memang ikut terseret dan mendapat banyak hujatan dari warganet. Sayangnya, banyak warganet yang salah sasaran dalam menumpahkan kekesalannya.
Alih-alih memberikan komentar hujatan di media sosial milik Sandra Dewi, mereka justru menghujat artis lain yang memiliki nama mirip, Dewi Sandra.
Dikutip Tuturpedia.com dari Instagram @dewisandra pada Minggu (31/3/2024), penyanyi dan pemain sinetron ini pun menanggapi para warganet tersebut dengan mengunggah sebuah foto dengan keterangan perihal warganet yang salah alamat.
“Hmmmmm…. Bingung mau bilang apa kecuali ini bulan Ramadan. Waktunya taubat, minta ampun, evaluasi dan introspeksi diri,”
“Meskipun mendadak salah alamat, tapi bukan berarti saya lebih baik atau suci karena yang ketik ini banyak sekali salah yang Allah tutupi. Semua manusia pasti diuji. Itulah janji Allah, dan janji Allah yang paling pasti. Aku diuji, kamu pun pasti diuji. Dan ketika diuji bisa jadi itu waktu paling tepat untuk kembali. Salah satu hal yang paling ku syukuri, kita punya Rabb yang tak pelit mengampuni,” tulisnya.
Alih-alih marah karena menjadi korban hujatan warganet, Dewi Sandra justru mengajak warganet untuk saling intropeksi diri dan saling mendoakan.
“Lagi-lagi aku diuji sebagaimana kamu juga pasti diuji. Sesama hamba kita saling doakan, semoga Allah tolong bukan malah cepat-cepat menghakimi. Kalaupun mau menghakimi, pastikan dulu kita tak miliki celah dan noda hitam tersendiri. Tak perlu ikut-ikut gonjang ganjing ujian yang tak tertulis untukmu sang diri. Cukup sibukan diri dengan ujian terbesar, yaitu memperbaiki diri sendiri,” sambungnya.
Dibanding membahas apa yang terjadi, Dewi Sandra justru mengingatkan warganet untuk semakin giat beribadah di Bulan Ramadhan ini.
“It’s Ramadhan. Jagalah hati jangan kau nodai. Ada 2 pilihan, bicara baik atau diam.”
“Ya Allah peernya masih banyak bingids. Masih ada waktu. Yuks jangan sia-siakan Ramadhan,” pungkasnya.***
Penulis: Sri Sulistiyani
Editor: Nurul Huda











