Tuturpedia.com – Invasi Israel selama lima bulan ke belakang di Palestina telah menyebabkan hampir 31.000 warga sipil Palestina terbunuh.
Sementara itu, menurut perhitungan Pemerintah Israel invasi tersebut juga telah menyebabkan 1.200 orang Israel tewas dan Ham*s menyandera 253 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza tidak merinci jumlah korban tewas antara warga sipil dan militan Hamas, tetapi mengatakan bahwa 72% dari mereka yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Lain halnya dengan pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu bahwa setidaknya 13.000 “teroris” termasuk warga Palestina yang terbunuh selama perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza.
Ia juga menambahkan, pihaknya akan terus melanjutkan serangan di selatan daerah Palestina yang kini dianggap sebagai garis merah.
Meskipun hingga saat ini Pemerintahan Israel masih mendapatkan banyak kecaman dari beberapa negara di dunia, pihaknya masih terus menggencarkan serangan di daerah Rafah.
Diketahui, Rafah merupakan daerah terakhir yang menjadi tempat aman bagi ribuan pengungsi Palestina saat ini.
Begitu juga dengan sekutunya, Amerika Serikat. Biden dan para pembantunya telah mendesak Netanyahu dengan tegas agar tidak melancarkan serangan besar-besaran di Rafah sampai Israel menyusun rencana evakuasi massal warga sipil.
Hal ini disebabkan lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung di kawasan Rafah.
Netanyahu mengatakan pada sebuah media Jerman jika memperluas serangan Israel ke Rafah di Gaza selatan adalah kunci untuk mengalahkan Hamas.
“Kami sangat dekat dengan kemenangan. Begitu kami memulai aksi militer terhadap batalyon teror yang tersisa di Rafah, hanya tinggal menunggu beberapa minggu saja,” kata Netanyahu.
Menjelang Ramadhan, belum ada tanda-tanda mengenai gencatan senjata dari pihak Israel. Warga sipil yang tersisa di pengungsian akan menghadapi Ramadhan di tengah kelaparan yang semakin parah.
Namun dibalik itu, dapat dipastikan masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat yang sangat disucikan umat muslim di dunia bisa dikunjungi selama bulan Ramadhan, meskipun dengan batasan kapasitas yang ditentukan Israel.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda