banner 728x250

Inilah Profil Miko, Wisudawan Terbaik Unair Asal Blora yang Raih IPK 3,89

TUTURPEDIA - Inilah Profil Miko, Wisudawan Terbaik Unair Asal Blora yang Raih IPK 3,89
Profil Miko, wisudawan terbaik Unair asal Blora. Foto: Istimewa
banner 120x600
banner 468x60

Jateng, Tuturpedia.com – Mahasiswa asal Blora, Jawa Tengah, bernama Philipus Mikhael Miko Priyo Nugroho, berhasil lulus S-1 Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) dengan masa studi 3,5 tahun dan capaian Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,89

Bahkan, Prestasi itu menggandengnya sebagai kandidat wisudawan terbaik bersamaan dengan puluhan wisudawan terbaik UNAIR lainnya pada Minggu 3 Maret 2024. 

Tentunya perjuangan seorang intelektual muda yang tinggal menetap bersama kedua orang tuanya di Jalan Cucak Rowo No 54, Perumnas, wilayah Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora kota ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

TUTURPEDIA - Inilah Profil Miko, Wisudawan Terbaik Unair Asal Blora yang Raih IPK 3,89
Perjuangan Miko selama kuliah di Unair. Foto: Istimewa

Lebih lanjut, Miko sapaan akrabnya, mengaku beruntung lahir di keluarga yang memiliki pandangan positif dalam hal pendidikan. 

Tak hanya itu, Ia mengaku selalu menyempatkan waktu seperti saat di kereta atau waktu luang untuk kegiatan yang menunjang studinya, yakni membaca dan mengerjakan tugas. 

“Puji Tuhan, terima kasih atas bimbingan para dosen, Papa dan Mama, serta teman-teman dan semuanya yang tidak bisa saya sebut satu per satu,” ucapnya.

Maka dari itu, setelah lulus S-1 sebagai kandidat wisudawan terbaik UNAIR periode 241, dirinya, bercita-cita ingin melanjutkan S-2. 

“Ingin sekali melanjutkan S-2. Semoga Tuhan mengabulkan doa dan cita-cita saya, sementara saat ini masih terkendala anggaran. Karena adik-adik saya ada yang masih kuliah, masih ada yang sekolah di SMA dan SMP,” ungkapnya.

“Kasihan Papa dan Mama, kalau harus membiayai S-2, saya akan berusaha mencari beasiswa S-2, menggapai impian sambil kerja,” ungkapnya kembali.

Pemuda ganteng berkacamata kelahiran 8 Agustus 2002 itu juga mengaku selama kuliah berhasil lolos dua pendanaan. 

Yakni, Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Kementerian Pendidikan yang mengangkat tentang Hubungan Internasional Indonesia di wilayah Kutub Utara dan Food Estate. Dan, akhirnya bisa lulus tanpa harus membuat skripsi.    

“Meski demikian, saya, sempat mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan kampus. Papa saya berada di kursi roda karena sakit, sehingga pada waktu luang saya harus kembali ke rumah dan meninggalkan beberapa kesempatan berkumpul bersama teman-teman di kampus,” jelasnya.

Sebab, lanjutnya, kejadian yang menimpanya itu, mendorong untuk selalu belajar baik sebagai pelaku, sebagai penerima maupun sebagai pengamat.

Ia juga mengaku pernah menjadi perwakilan UNAIR di Pertemuan Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia. 

Dari situlah, Miko berhasil mengukir berbagai capaian sepereti Juara I dan Best Speaker pada LKTI Attraction 2023 Universitas Brawijaya. 

Dia juga meraih Winner Position APSC Universitas Pertamina, dan aktif menggarap paper kreatif, negosiasi dan diplomasi. Bahkan, dia juga pernah aktif dalam organisasi FPCI (Foreign Policy Chapter Indonesia) UNAIR. 

“Saya banyak mengambil pelajaran, bahwa yang membedakan adalah bagaimana bereaksi atas suatu yang terjadi, bukan kondisi yang mengendalikan diri kita. Dan, juga banyak belajar dari Ayah. Beliau, merupakan Doktor Administrasi Publik yang menjadi alasan saya bergelut di FISIP,” bebernya.

“Kami sering membuka obrolan dan diskusi. Di berbagai kesempatan itulah yang menggugah saya untuk berada di jalur studi ini,” ujarnya.

Terakhir, dia yang juga sebagai ketua Model United Nations (MUN) Airlangga 2022 itu berbagi tips untuk mejadi wisudawan terbaik. 

“Menurut saya, segenap mahasiswa perlu meyakini bahwa jurusannya itulah yang terbaik, rajin mengerjakan tugas, mengikuti projek dosen, mencicil tugas pada berbagai kesempatan, meningkatkan literasi, aktif dalam berbagai kesempatan terutama di pembelajaran dalam kelas, hingga lakukan berbagai kolaborasi dan kontribusi,” tandasnya.***

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses